Kupi Beungoh
Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (II), Emosional atau Logiskah Alasan Putin?
Bagi Putin, rontoknya Uni Soviet pada awal tahun 90an hanya disebabkan oleh satu orang, yaitu Mikhail Gorbachev.
Tampilnya ke 15 negara ini terjadi pada tahun 1991, pada saat Uni Soviet dipimpin oleh Mikhail Gorbachev.
Banyak tulisan yang menyebutkan rontoknya Uni Soviet adalah akibat glasnost dan prestroika -keterbukaan dan reformasi yang membuat Uni Soviet tercerai berai yang dilakukan oleh Gorbachev.
Disamping banyak perangkap lain yang dibuat oleh AS dan sekutunya terhadap Rusia, ada dua hal utama yang paling sering ditulis oleh pengamat sebagai punca hancurnya Uni Soviet.
Dua hal itu adalah kegagalan pembangunan ekonomi yang luar biasa, dan konsentrasi energi nasional kepada angkatan perang.
Munculnya Gorbachev berikut dengan kebijakannya adalah tanggapan terhadap puncak “frustrasi” nasional terhadap kondisi negara itu yang telah stagnan,selama lebih dari 4 dekade setelah Perang Dunia ke 2.
Sayang Gorbachev terlalu terburu-buru membuat reformasi yang kemudian menjadi pelajaran besar bagi Republik Rakyat Cina hari ini untuk tidak tergopoh-gopoh, mengambil jalan pintas model Rusia.
Dibukanya “keran” reformasi oleh Gorbachev, telah membuat politik negeri itu tidak hanya menjadi bebas dan merdeka, akan tetapi menjadi bebas dan merdeka “sekali”.
Akibat dari kebijakan Gorbachev, Soviet tidak hanya tercerai berai, akan tetapi juga hilang daerah pengaruhnya.
Peristiwa itu dimulai dengan bersatunya bersatunya kembali Jerman Timur dan Jerman Barat.
Peristiwa monumental dimulai dengan rontoknya tembok pemisah Berlin Timur-Barat yang menjadi pemicu dari berbagai kejadian berikutnya.
Rontoknya Uni Soviet dan runtuhnya tembok Berlin adalah “air bah” yang membuat percaturan global dan hegemoni wilayah antara blok barat dan blok timur terguncang dan hancur berkeping-keping.
Semua negara Eropa Timur yang tergabung dalam pakta Warsawa- sebuah alliansı militer negara-negara Eropah Timur bersama Rusia lepas, dan pakta itu bubar.
Kejadian ini dicatat dalam sejarah sebagai titik puncak kemenangan barat-AS dan sekutunya.
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Makin Berbahaya, Uni Eropa Diklaim Terlalu Lemah Melawan Vladimir Putin
Baca juga: Amerika Serikat Tolak Tegas Seruan Membunuh Presiden Vladimir Putin
Kemenangan NATO dan Rontoknya Pakta Warsawa
NATO sebagai aliansi tandingan Pakta Warsawa telah memenangkan konflik global yang sangat dalam dan panjang dalam sejarah keamanan dunia, tanpa harus berperang.