Internasional
Milisi Houthi Akhirnya Mengizinkan PBB Bongkar Bangkai Kapal Tanker Minyak di Laut Merah
Milisi Houthi yang didukung Iran mengizinkan PBB mengosongkan bangkai kapal tanker minyak Safer yang sudah berkarat di Laut Merah.
SERAMBINEWSCOM, AL-MUKALLA - Milisi Houthi yang didukung Iran mengizinkan PBB mengosongkan bangkai kapal tanker minyak Safer yang sudah berkarat di Laut Merah.
Jika tidak dibongkar, maka akan mengancam akan menyebabkan bencana besar dengan tumpahnya jutaan liter minyak ke laut, kata seorang pemimpin dari kelompok teroris itu.
Setelah bertahun-tahun keengganan dan janji yang tidak terpenuhi, Mohammed Ali Al-Houthi, Kepala Komite Revolusioner Tertinggi Houthi bersedia menandatangani perjanjian dengan PBB.
Sehingga, akan memungkinkan badan internasional untuk mengosongkan kapal tanker itu yang sudah terapung bertahun-tahun.
“Sebuah nota kesepahaman telah ditandatangani dengan PBB untuk kapal tanker yang lebih aman,” kata pemimpin Houthi di Twitter.
Di New York, Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal Antonio Guterres kepada Arab News, Senin (7/3/2022) mengatakan wakil resmi PBB di Yaman, David Gressly mendiskusikan kesepakatan dengan Houthi di Sanaa:
“Diskusi berlanjut dan David Gressley ada di Sanaa sekarang, mendiskusikan masalah ini dengan pihak berwenang di sana,' jelasnya.
Baca juga: Koalisi Arab Saudi Bantai 200 Anggota Milisi Houthi di Haradh
Berlabuh dengan muatan lebih dari 1 juta barel minyak mentah di lepas kota barat Yaman, Hodeidah, kapal tanker terapung berusia empat dekade itu tidak menjalani perawatan rutin sejak awal 2015.
Seusai Houthi memperketat cengkeraman mereka di pantai barat negara itu, mendorong para insinyur internasional untuk melarikan diri negara itu.
Karat telah memakan bagian-bagian kapal tanker, memungkinkan air laut bocor ke bagian-bagian kapal.
Organisasi lokal dan internasional telah lama memperingatkan bencana lingkungan besar di Laut Merah jika kapal tanker itu meledak atau membocorkan minyak.
“Kapal tanker yang ditinggalkan, dengan muatan minyak mentahnya yang beracun, menimbulkan ancaman besar bagi lingkungan Laut Merah,” kata Ahmed El-Droubi, manajer kampanye di Greenpeace MENA.
Pejabat pemerintah Yaman percaya Houthi menggunakan kapal tanker itu sebagai alat tawar-menawar untuk mendapatkan konsesi dari pemerintah Yaman dan masyarakat internasional.
Laporan lokal mengatakan Houthi sedang berusaha untuk mengganti kapal tanker yang membusuk dengan yang baru dan menerima penjualan kargo.
Baca juga: Koalisi Arab Saudi Hancurkan Sistem Komunikasi Pengendalian Drone Bersenjata Houthi
Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional juga menuntut agar penjualan itu digunakan untuk membayar gaji pemerintah di daerah-daerah yang dikuasai Houthi.