Internasional
Milisi Houthi Akhirnya Mengizinkan PBB Bongkar Bangkai Kapal Tanker Minyak di Laut Merah
Milisi Houthi yang didukung Iran mengizinkan PBB mengosongkan bangkai kapal tanker minyak Safer yang sudah berkarat di Laut Merah.
Juga memperingatkan Houthi agar tidak menggunakan uang itu untuk mendanai operasi militer mematikan mereka di seluruh negeri.
Secara terpisah, pria bersenjata tak dikenal pada Sabtu (5/3/2022) menculik dua pekerja organisasi medis internasional Medecins Sans Frontieres di provinsi tenggara Hadramout, kata organisasi dan laporan media.
Dalam email singkat yang dikirim ke Arab News, badan amal itu mengonfirmasi telah kehilangan kontak dengan beberapa stafnya di Yaman, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
“Karena mengkhawatirkan keselamatan rekan-rekan kami, kami tidak dapat membagikan detail lebih lanjut pada saat ini,” kata organisasi itu.
Media lokal mengatakan bahwa orang-orang bersenjata mengatur penyergapan bagi para pekerja di daerah gurun yang disebut Khoushem Al-Ain antara kota Seiyun dan Al-Aber.
Surat kabar harian Al-Ayyam yang berbasis di Aden pada Minggu (6/3/20220 melaporkan orang-orang bersenjata mengenakan seragam militer mendirikan pos pemeriksaan palsu.
Kemudian, memaksa pekerja Yaman dan asing untuk meninggalkan mobil mereka.
Hampir pukul 6 pagi pada Sabtu (4/3/20220 para pekerja ditutup matanya dan dibawa dengan truk ke lokasi yang tidak dikenal di padang pasi.
Tetapi, para pekerja Yaman dibebaskan enam jam kemudian.
Pejabat pemerintah setempat tidak menanggapi permintaan Arab News untuk berkomentar.
Baca juga: Milisi Houthi Gempur Marib, Tujuh Rudal Balistik Diluncurkan, Korban Berjatuhan
Bulan lalu, tersangka militan Al-Qaeda menculik lima pekerja PBB di Provinsi Abyan dan masih menahan mereka di daerah pegunungan Distrik Moudea di provinsi tersebut.
Para pemimpin suku lokal dan pejabat sosial telah gagal meyakinkan para penculik untuk membebaskan para pekerja karena bersikeras untuk menukar mereka dengan tahanan militan di Aden.
Mereka juga menuntut tebusan ratusan ribu dolar.
Seorang pejabat lokal mengatakan gerilyawan mengancam akan mengeksekusi para sandera jika tentara atau dinas keamanan berusaha menggunakan kekuatan untuk membebaskan mereka.(*)