Kisah Inspiratif
Yasir Arafat Sang Reje Kuyun, Mengolah Sampah Plastik Jadi BBM dan Kampung Wisata
Kampung ini terletak 23 Km dari Ibu Kota Kabupaten Aceh Tengah, Takengon.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
Kuyun telah mempersiapkan diri menampung arus besar wisatawan.
Sebuah areal wisata kemudian dibangun di tengah sawah dan pemukiman penduduk.
Dikelola Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Burnuyem Centre yang didirikan pada 2017, pada masa-masa awal pemerintahan Reje Yasir Arafat.
Sejak itu, Kuyun menjadi pusat perhatian. Banyak yang datang berselfie ria ke sana.
Kuyun bangkit menjadi pesona baru. Sebelumnya kampung ini termasuk tertinggal. Tapi sekarang perlahan, namun pasti menuju kampung mandiri.
Yasir Arafat adalah sosok anak muda yang ingin membuat perubahan walau kecil untuk kampung kelahirannya.
Ia adalah putra asli Kuyun, lahir 11 Februari 1992. Menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 5 Celala, SMP Negeri 3 Takengon, dan SMA Negeri 4 Takengon.
Gelar sarjana ia raih dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 2015.
Ia pendiri organisasi HPPBM-Sumatra Utara Tahun 2015 s/d 2017 dan menjabat pembina.
Ia juga mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat Regencer Tahun 202016 s/d 2017 menjabat ketua.
Mengikuti berbagai pelatihan olahraga lari, renang, dan pernah bekerja di perusahan besar Batam PT Galang Mas Indonesia.
Selain itu, juga pernah mengikuti Political Intelligence Training Tahun 2015 s/d 2017, Pelatihan Bisnis bersama Syamsul Saba Ishad di Singapore Tahun 2016, India Tahun 2017, dan Tailand Tahun 2015 tentang modren rice processing training.
Pada 2018 ia terpilih menjadi Reje Kuyun.
"Tanah Gayo menatap perubahan. Kalau bukan sekarang, kapan lagi, kalau bukan kita, siapa lagi," katanya mengutip ungkapan bijak tentang dorongan membangun daerah.
Membawa perubahan memang bukan mudah. Banyak tantangan yang dihadapi.
Yasir menyadari hal itu. Namun ia tetap teguh pada pendirian. Ia berkali-kali dihadapkan pada isu-isu negatif tentang dirinya.
"Sebagai Reje kami udah diperiksa inspektorat setiap tahun, seperti terkait penggunaan dana desa. Nyatanya tidak ada penyimpangan," kata Yasir. (*)