Konflik Rusia vs Ukraina

Rusia Siapkan Sanksi Balasan, Ukraina Tak Lagi Tertarik Masuk NATO

Pemerintah Rusia sedang mempersiapkan aksi balasan untuk merespons sanksi yang diterapkan Barat

Editor: bakri
AFP/GENNYA SAVILOV
Anggota Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina memeriksa persenjataan baru, termasuk sistem anti-tank NLAW dan peluncur granat anti-tank portabel lainnya, di Kyiv pada Rabu (9/3/2022), di tengah berlangsungnya invasi Rusia ke Ukraina. 

Kendati demikian, Biden tak menampik bahwa rakyat AS akan menanggung konsekuensi dari keputusan pelarangan impor minyak dan gas Rusia tersebut.

“Akan ada harga juga di sini, di AS.

Baca juga: Bocah 11 Tahun Asal Ukraina Melarikan Diri Sendiri ke Slowakia Tanpa Keluarga

Saya katakan, saya akan sejajar dengan rakyat Amerika dari awal, dan ketika saya pertama kali berbicara tentang hal ini, saya mengatakan, ada harga untuk mempertahankan kebebasan, itu akan merugikan kita juga di AS,” kata Biden.

Sebelumnya Barat juga telah menerapkan sanksi keras, yakni mengeluarkan Rusia dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication atau SWIFT.

Ia merupakan jaringan keamanan tinggi yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia SWIFT memungkinkan bank untuk memindahkan uang dengan cepat dan aman, mendukung triliunan dolar dalam arus perdagangan serta investasi.

Dikeluarkannya Rusia dari SWIFT dianggap sebagai hukuman ekonomi terberat.

Karena dengan sanksi itu, Moskow menjadi lebih terisolasi secara ekonomi dibandingkan sebelumnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa dirinya tidak lagi mendesak keanggotaan NATO untuk Ukraina, masalah sensitif yang menjadi salah satu alasan Rusia menyerang Ukraina yang pro-Barat.

Dalam tanggapan lain yang ditujukan untuk "menenangkan" Moskwa, Zelensky mengatakan dia terbuka untuk berkompromi pada status dua wilayah pro-Rusia, Donetsk dan Luhansk yang diakui Presiden Vladimir Putin sebagai wilayah merdeka sebelum melancarkan invasi pada 24 Februari.

"Saya telah tenang mengenai pertanyaan ini sejak lama setelah kami memahami bahwa NATO tidak siap untuk menerima Ukraina," kata Zelensky dalam sebuah wawancara yang disiarkan ABC News pada Senin (7/3/2022) malam waktu setempat.

"Aliansi (NATO) takut akan hal-hal kontroversial, dan konfrontasi dengan Rusia," tambah dia, dikutip dari AFP, Rabu (9/3/2022).

Baca juga: Zelenskyy Mulai Sadar, NATO Tidak Terima Negaranya, Siap Berunding dengan Separatis Dukungan Rusia

Baca juga: Selain Rudal, Rusia Ternyata Punya Senjata Paling Mematikan, Bisa Bikin NATO Kocar-Kacir

Mengacu pada keanggotaan NATO, Zelensky mengatakan melalui seorang penerjemah bahwa dirinya tidak ingin menjadi presiden dari negara yang memohon sesuatu dengan berlutut.

Rusia sendiri telah mengatakan tidak ingin negara tetangga Ukraina bergabung dengan NATO, aliansi transatlantik yang dibuat pada awal Perang Dingin untuk melindungi Eropa dari Uni Soviet.

Dalam beberapa tahun terakhir aliansi telah berkembang lebih jauh dan lebih jauh ke timur untuk mengambil negara-negara bekas blok Soviet, membuat marah Kremlin.

Rusia melihat perluasan NATO sebagai ancaman, seperti halnya postur militer sekutu baru Barat ini di depan pintunya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved