Internasional

AS Bersama Kelompok G7 dan Uni Eropa Cabut Status Rusia Sebagai Negara Paling Disukai

Amerika Serikat (AS), bersama dengan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan Uni Eropa akan mencabut status negara paling disukai Rusia atas invasi ke U

Editor: M Nur Pakar
AFP
Pelanggan membeli barang di toko Karl Lagerfeld Jerman di pusat perbelanjaan Evroreisky di Moskow, Rusia, Senin (7/3/2022). 

SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS), bersama dengan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan Uni Eropa akan mencabut status negara paling disukai Rusia atas invasi ke Ukraina.

Presiden Joe Biden mengumumkan rencana tersebut di Gedung Putih pada Jumat (11/3/2022).

Gedung Putih mengatakan Biden akan terus meminta pertanggungjawaban Rusia atas perangnya yang tidak beralasan
dan tidak dapat dibenarkan di Ukraina.

Tetapi tidak memberikan rincian, walau Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai operasi khusus.

Melucuti Rusia dari status negara favoritnya membuka jalan bagi Amerika Serikat dan sekutunya untuk mengenakan
tarif pada berbagai barang Rusia.

Selanjutnya akan meningkatkan tekanan pada ekonomi yang sudah menuju resesi yang dalam."

Langkah terkoordinasi oleh Washington, London dan sekutu lainnya datang di atas sanksi yang belum pernah terjadi.

Baca juga: Media China, Venezuela dan Korut Dukung Presiden Vladimir Putin, Perang Ukraina Akibat Keangkuhan AS

Sebelumnya, kontrol ekspor dan pembatasan perbankan yang bertujuan menekan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk
mengakhiri perang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Setiap negara harus menerapkan perubahan status perdagangan Rusia berdasarkan proses nasionalnya sendiri, kata
dua orang.

Di Amerika Serikat, menghapus status "Hubungan Perdagangan Normal Permanen" (PNTR) Rusia akan
membutuhkan tindakan Kongres.

Tetapi anggota parlemen di kedua majelis dan kedua sisi lorong politik telah mengisyaratkan dukungan.

"Presiden Biden dan pemerintah menghargai kepemimpinan bipartisan Kongres dan seruannya untuk pencabutan
PNTR," kata salah satu pejabat AS.

Dia menambahkan Gedung Putih akan bekerja dengan anggota parlemen mengenai undang-undang untuk mencabut
status Rusia.

Baca juga: Senator AS, Madison Cawthorn Sebut Presiden Ukraina Sebagai Preman dan Sangat Jahat

Sanksi besar yang belum pernah terjadi sebelumnya yang ditampar pada bank dan elit Rusia, bersama dengan kontrol
ekspor pada rakit teknologi, telah menyebabkan ekonomi Rusia melemah.

Dana Moneter Internasional (IMF) sekarang memprediksi akan terjun ke dalam resesi yang dalam tahun ini. .

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved