Sumur Minyak Tradisional Terbakar
Warga Dilarang Memasak, Sumur yang Terbakar Masih Keluarkan Minyak dan Gas
Sumur minyak tradisional di Desa Mata Ie, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, masih mengeluarkan minyak bercampur gas.
Kapolsek mengatakan, rencananya pada Senin pagi Forkopimda Aceh Timur (Bupati, Kapolres, Dandim) juga akan berkunjung ke rumah korban kebakaran sumur minyak.
"Kita berharap nantinya segera ada solusi agar sumur minyak ini bisa ditutup agar tidak meluber, yang sangat beresiko dan berbahaya," ucap Kapolsek.
Ambil sampel
Selain mengamankan tempat kejadian perkara (TKP), pihaknya bersama Sat Reskrim Polres Aceh Timur juga menampung minyak yang keluar dari sumur ke dalam sebuah drum untuk dijadikan barang bukti penyelidikan.
Di samping itu, Tim Teknisi Kimia, Biologi, Radio Aktif (KBR) Gegana Sat Brimob Polda Aceh juga melakukan pengambilan sampel, meliputi air, minyak dan gas di sekitar lokasi sumur minyak.
Kapolsek Ranto Peureulak, Iptu Eko Suhendro SH, mengatakan, pengambilan sampel itu bertujuan untuk mengecek apakah adanya pencemaran lingkungan atau tidak, imbas dari kebakaran sumur minyak tradisional tersebut.
Berharap dilegalkan
Menariknya, kejadian sumur minyak terbakar yang merenggut korban jiwa itu ternyata tapi tidak menyurutkan semangat warga untuk tetap melakukan aktivitas pengeboran.
"Seperti yang kita lihat, warga tetap melakukan aktivitas pengeboran secara tradisional," ujar Keuchik Gampong Mata Ie, Muhammad, disela-sela mendampingi Serambi saat meninjau sumur minyak.
Muhammad mengungkapkan, masyarakat berharap pemerintah segera membuat regulasi agar masyarakat tetap bisa bekerja melakukan aktivitas pengeboran dengan aman dan nyaman.
"Ada banyak warga yang menjadikan aktivitas pengeboran tradisional ini sebagai usaha mata pencariannya. Tidak hanya warga desa setempat, tapi banyak warga dari desa dan kecamatan lainnya," ungkap keuchik tersebut.
Rp 750.000/Drum
Lalu berapa harga jual minyak mentah tersebut? Salah seorang pekerja sumur minyak menyebutkan, satu drum minyak mentah yang mereka hasilkan dibeli oleh agen seharga Rp 750.000.
"Kadang-kadang agen beli disini Rp 750 ribu per drum," ungkap pekerja tersebut.
Minyak mentah itu kemudian dibawa ke dapur penyulingan untuk dijadikan BBM.