Berita Aceh Tengah
Pandai Besi Tradisional Tetap Eksis di Era Modern
Husaini adalah pengrajin pandai besi yang sudah 20 tahun menekuni usaha ini, meneruskan dari orang tuanya.
Penulis: Bagus Setiawan | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Bagus Setiawan | Aceh Tengah
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Pandai Besi tradisional di jalan HM Hasan Gayo ini bertahan di tengah maraknya produk pabrikan saat ini. Mereka masih menggunakan tenaga dan alat tradisional saat membuat berbagai peralatan, seperti cangkul, pisau, kapak, dan parang.
Untuk memanaskan besi pun masih memakai panas dari arang. Setelah besi dan logam panas kemudian dipukul memakai palu.
Amatan Serambinews.com pada Senin (14/3/2022) para pengrajin sibuk menggerinda parang, memanaskan besi, dan ada yang mengetok besi yang baru dipanaskan.
Husaini adalah pengrajin Pandai Besi ini, bersama rekannya sudah 20 tahun menekuni kegiatan ini, meneruskan dari orang tuanya.
"saya sudah 20 tahun menjalani usaha ini, meneruskan dari orang tua saya" kata Husaini. "Usaha ini udah lama, sudah ada dari kakek saya dulu, saya keturunan ketiga yang menjalani usaha ini" sambungnya.
Ia menuturkan perjalanan dalam menekuni pekerjaan ini, dimana seiring waktu beberapa bahan produksi mengalami kenaikan harga seperti arang dan besi yang digunakan.
Besi yang digunakan adalah besi per kendaraan roda empat, dan besi padat lain. Bahan yang digunakan biasa ia dapatkan dari tempat barang bekas dan orang yang menjual kepada dirinya.
Biasanya ia menjual parang dengan harga Rp 85 ribu hingga Rp. 120 ribu pper item tergantung jenis dan ukurannya.
Untuk cangkul ukuran kecil dengan harga Rp. 110 ribu dan ukuran besar Rp. 170 ribu per item.
Disini juga biasanya pelanggannya memesan tempahan sendiri seperti alat pengeruk getah pinus, cangkul baru, dan pisau dapur.
Untuk harga tempahan mulai dari Rp. 50 ribu hingga Rp. 250 per item tergantung jenis dan ukuran yang ditempah.
Dalam sehari ia bisa menerima minimal 8 pesanan yang kebanyakan ialah parang dan alat pengeruk getah pinus.
Pesanan yang sering diterima ada yang berasal dari daerah Blang Kejren, Serule, Kuta Panjang, dan Rangon.
Asep seorang pengunjung menyampaikan pada Serambinews.com, bahwa ia sudah sering memesan alat kebutuhan kebun disini.
"sudah lama saya menjadi pelanggan disini, hampir 5 tahun selalu menempah alat kebun disini" kata Asep.
Usaha ini buka setiap hari, mulai pukul 08:00 hingga 17:00 WIB.(*)
Baca juga: Kisah Abi Jalil si Pandai Besi berusia Senja Penerima Donasi Lansia Tangguh
Baca juga: Mengintip, Usaha Kerawang Gayo di Bebesen, Aceh Tengah kian Sukses