Breaking News

Internasional

Rusia Targetkan Ukraina dari Anti-Rusia Menjadi Negara Netral, Perang Terus Berlanjut Sampai Tujuan

Pemerintah Rusia tetap menargetkan Ukraina dari anti-Rusia menjadi negara netral. Hal itu ditanyakan oleh wartawan CNN pada Rabu (23/3/2022), atas apa

Editor: M Nur Pakar
AFP/ Layanan Darurat Negara Ukraina
Petugas pemadam kebakaran memadamkan kobaran api besar setelah jet tempur Rusia memboardir sebuah gudang di Mykolaiv, Ukraina pada Selasa (23/3/2022) malam. 

SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Pemerintah Rusia tetap menargetkan Ukraina dari anti-Rusia menjadi negara netral.

Hal itu ditanyakan oleh wartawan CNN pada Rabu (23/3/2022), atas apa yang telah dicapai Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan:

“Ya, pertama-tama, belum."

"Dia belum mencapainya.”

Namun dia bersikeras operasi militer itu terus berjalan secara ketat.

Bahkan sudah sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, klaimnya.

Baca juga: AS Tetap Negara Terkuat Dunia, China dan India Jadi Sasaran Joe Biden, Keduanya Tolak Kutuk Rusia

"Tujuan Putin tetap menyingkirkan potensi militer Ukraina," tambahnya.

"Juga untuk "memastikan Ukraina berubah dari pusat anti-Rusia menjadi negara netral," harap Peskov.

Sementara itu, invasi Rusia ke Ukraina telah mengusir lebih dari 10 juta orang dari rumah mereka, hampir seperempat dari populasi Ukraina, menurut PBB.

Ribuan warga sipil diyakini tewas.

Perkiraan korban militer Rusia sangat bervariasi, tetapi bahkan angka konservatif oleh pejabat Barat hanya ribuan.

Sedangkan pembicaraan untuk mengakhiri pertempuran berlanjut melalui video.

Baca juga: Anggota Parlemen Ukraina Tuduh NATO Dukung Invasi Rusia, Tidak Bantu Secara Fisik, Hanya Kata-Kata

Presiden Ukraina, Volodomyr Zelenskyy mengatakan negosiasi dengan Rusia akan selangkah demi selangkah, tetapi terus maju.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia melihat kemajuan dalam negosiasi.

“Dari penjangkauan saya dengan berbagai aktor, elemen kemajuan diplomatik mulai terlihat pada beberapa masalah utama,” katanya,

"Keuntungannya cukup untuk mengakhiri permusuhan sekarang, katanya.

Dia tidak memberikan rincian.

Namun, Pejabat Barat, mengatakan tidak ada tanda-tanda Moskow siap untuk berkompromi dengan Ukraina,

Selain itu, Presiden AS Joe Biden akan ke Eropa untuk menghadiri pertemuan darurat NATO pada Kamis (24/3/2022).

Baca juga: Pasukan Rusia Tahan Konvoi Truk Bantuan Kemanusiaan ke Mariupol, Pekerja dan Sopir Ditangkap

Pertemuan itu membahas invasi Rusia dan sikap yang semakin bermusuhan terhadap Barat.

Di mana anggota NATO dan sekutu Eropa lainnya terus memperkuat pertahanan mereka.

Biden melakukan perjalanan ke Brussel dan Polandia, yang telah menerima lebih dari 2 juta pengungsi Ukraina sejak invasi 24 Februari 2022.

Dia memperkirakan akan terus melanjutkan persatuan di antara sekutu Barat.

Kemudian, mengumumkan lebih banyak sanksi dalam serangkaian hukuman ekonomi dan keuangan terhadap Rusia.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved