Internasional
Tangan Korban Selamat Mariupol Gemetar, Usai Tiba di Lviv dengan Kereta Api
Tangan salah satu korban selamat Mariupol yang kelelahan gemetar saat tiba dengan kereta api di kota barat Lviv, Ukraina.
SERAMBINEWS.COM, LVIV - Tangan salah satu korban selamat Mariupol yang kelelahan gemetar saat tiba dengan kereta api di kota barat Lviv, Ukraina.
“Kami tidak ada hubungan lagi dengan dunia" kata Julia Krytska, yang dibantu oleh sukarelawan untuk keluar bersama suami dan putranya.
"Kami tidak bisa meminta bantuan lagi," tambahnya.
"Orang-orang bahkan tidak punya air di sana," ujarnya merujuk ke Mariupol, seperti dilansir AP, Rabu (23/3/2022).
Dalam pembaruan terakhir dari pejabat Mariupol, mereka mengatakan pada 15 Maret 2022, sekitar 2.300 orang tewas dalam pengepungan.
Catatan dari kota menunjukkan jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi, dengan mayat tergeletak di tanah tanpa bisa dievakuasi.
Baca juga: Rusia Bombardir Ibu Kota Ukraina, Kharkiv, Lviv dan Mariupol, Gedung-gedung Tinggi Hancur Berantakan
Serangan udara selama seminggu terakhir menghancurkan teater dan sekolah seni tempat banyak warga sipil berlindung.
Zelenskyy, dalam pidatonya, mengatakan lebih dari 7.000 orang dievakuasi dari Mariupol pada Selasa (22/3/2022).
"Mereka terus menderita dalam kondisi tidak manusiawi, di bawah blokade penuh," ujarnya.
"Bahkan, tanpa makanan, tanpa air dan tanpa obat-obatan," tambahnya.
"Warga Mariupol juga terus di bawah penembakan terus-menerus da n pengeboman terus-menerus,” kata Zelenskyy.
Sebelum perang, 430.000 orang tinggal di Mariupol.
Baca juga: Pasukan Rusia Paksa Ribuan Wanita dan Anak-anak Mariupol Pindah Secara Paksa ke Rusia
Bertengger di Laut Azov, Mariupol adalah pelabuhan penting bagi Ukraina dan terletak di sepanjang bentangan wilayah antara Rusia dan Krimea.
Pengepungan telah memutuskan kota dari laut dan memungkinkan Rusia untuk membangun koridor darat ke Krimea.
Tidak jelas berapa banyak kota yang dimiliki Rusia, dengan penduduk yang melarikan diri mengatakan pertempuran terus berlanjut dari jalan ke jalan.
Di luar korban manusia yang mengerikan, perang telah mengguncang konsensus keamanan global pasca-Perang Dingin.
Dimana, tela membahayakan pasokan tanaman utama dunia dan menimbulkan kekhawatiran hal itu dapat memicu kecelakaan nuklir.(*)
Baca juga: Ukraina Tolak Ultimatum Rusia Serahkan Kota Mariupol yang Sudah Terkepung