Berita Lhokseumawe

Awal Ramadhan Antara Pemerintah dengan Muhammadiyah Berpotensi Berbeda, Ini Sebabnya

Dosen Jurusan Astronomi Islam IAIN Lhokseumawe, Dr Ismail SSy MA menjelaskan, penetapan awal Ramadhan tahun ini sangat berpotensi terjadi perbedaan...

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
hand over dokumen pribadi
Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail Is. 

Dosen Jurusan Astronomi Islam IAIN Lhokseumawe, Dr Ismail SSy MA menjelaskan, penetapan awal Ramadhan tahun ini sangat berpotensi terjadi perbedaan antara Pemerintah dengan organisasi Muhammadiyah.

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE -  Dosen Jurusan Astronomi Islam IAIN Lhokseumawe, Dr Ismail SSy MA menjelaskan, penetapan awal Ramadhan tahun ini sangat berpotensi terjadi perbedaan antara Pemerintah dengan organisasi Muhammadiyah.

Dimana pemerintah dengan menggunakan krteria imkan rukyat  IR MABIMS 3.6,4, maka awal Ramadhan tahun ini akan jatuh pada 3 April 2022.

Sedangkan organisasi Muhammadiyah, awal Ramadhan dtetapkan pada 2 April 2022, hal ini karena mengacu kepada hisab hakiki wujudul hilal.

Dr Ismail SSy MA, Kamis (24/3/2022) , awalnya memaparkan, Imkan rukyat merupakan sebuah teori yang mensyaratkan parameter tertentu agar bisa dianggap hilal memungkinkan untuk dilihat atau diamati setelah matahari terbenam. 

Forum Menteri Agama Brunei Darussalah, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) dalam pertemuan virtual 8 Desember 2021 telah menyepakati kriteria baru untuk imkan rukyat yang dikenal dengan IR MABIMS 3.6,4. 

Secara detail, kriteria imkan rukyat ini menetapkan dua parameter yang harus terpenuhi agar hilal bisa diamati. 

Baca juga: VIDEO Jajanan Jelang Ramadhan untuk Santapan Sahur, Stok Ikan Asin Leupung Kurang Stabil

Pertama, tinggi hilal minimal 3 derajat di atas ufuk barat saat matahari terbenam.

Pada ketinggian tersebut dianggap kontras hilal sudah mampu mengalahkan kontras langit barat yang diakibatkan oleh bias cahaya matahari.

Sehingga cahaya hilal mudah diamati, karena semakin tinggi posisi hilal semakin kuat cahaya hilal ketimbang cahaya langit. 

Kedua, besar sudut elongasi bulan minimal 6,4 derajat.

Pada besaran sudut tersebut dianggap batasan minimal cahaya piringan bulan bisa diamati, karena semakin besar nilal sudut elongasi bulan akan semakin besar pula kadar piringan bulan menerima cahaya matahari. 

Jadi  untuk mengetahui kapan jatuh 1 Ramadhan 1443 H, terlebih dahulu harus mengetahui kondisi hilal (bulan sabit yang terlihat di atas kaki langit barat setelah matahari terbenam) untuk 1 Ramadhan 1443 H. 

Baca juga: VIDEO Prajurit TNI dan Warga Meunasah Intan Bersihkan Makam Gampong, Sambut Ramadhan 1443 H

Hilal menjadi patokan dalam menetapkan awal Bulan Hijriah dalam kalangan mazhab hisab dan mazhab rukyat di Indonesia. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved