Cahaya Aceh
Juli Juara I Festival Meurukon Se-Kabupaten Bireuen, Ini Rincian Juara dalam Even Disbudpar Aceh
Acara ini diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau Disbudpar Aceh di aula Hotel Fajar, Bireuen, Jumat dan Sabtu (25-26/3/2022) malam.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
Acara ini diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau Disbudpar Aceh di aula Hotel Fajar, Bireuen, Jumat dan Sabtu (25-26/3/2022) malam.
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Grup meurukon dari Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen berhasil meraih juara pertama festival meurukon.
Acara ini diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau Disbudpar Aceh di aula Hotel Fajar, Bireuen, Jumat dan Sabtu (25-26/3/2022) malam.
Data diperoleh Serambinews.com, festival meurukon tahun ini mengusung tema "Revitalisasi Seni Meurukon Aceh".
Festival Meurukon ini 14 grup dari 14 kecamatan, perlombaan mulai Jumat malam hingga Sabtu malam.
Hasil penilaian dewan juri, juara I diraih Kecamatan Juli, sehingga mendapat dana pembinaan Rp 7 juta.
Baca juga: VIDEO - Disdikbud Bireuen Gelar Festival Peuayon Aneuk, Meurukon Sampai Suson Ranup
Juara dua diraih grup dari Jangka, sehingga memperoleh dana pembinaan Rp 5,5 juta.
Juara tiga diraih tim dari Kecamatan Simpang Mamplam, sehingga mendapat uang pembinaan Rp 4,5 juta.
Kemudian juara harapan satu diraih utusan dari Peudada, sehingga mendapat uang pembinaan Rp 2,5 juta.
Terakhir juara harapan dua diraih grup dari Peusangan Siblah Krueng mendapat uang pembinaan Rp
1,5 juta.
Masing-masing juara juga mendapatkan piagam penghargaan.
Baca juga: Jama’ Alul Fata Penyaji Terbaik Meurukon
Kadisbudpar Aceh melalui Kepala Bidang Bahasa dan Seni Dinas Kebudayaan Aceh, Nurlela Hamzah, usai menutup festival, Sabtu (26/3/2022) malam mengharapkan festival meurukon dapat menjadi salah satu even budaya yang disukai masyarakat milenial.
Keinginan festival menjadi agenda rutin adalah menyahuti seorang pemerhati budaya bahwa meurukon dapat menambah pengetahun dan paradigma.
Meurukon salah satu budaya disukai generasi terdahulu.
"Jadi harapan kita meurukon ini jadi seni budaya menarik dan disukai oleh anak-anak muda Aceh," tutur Nurlela.
Disbudpar Aceh berharap pelestarian seni tutur sangat religius ini agar terus berkembang di gampong-gampong dan tidak hilang karena memang sudah jadi warna dalam masyarakat Aceh.
Anggota DPRA, Dr H Amiruddin Idris SE MSi, usai penutupan ini mengharapkan Disbudpar Aceh dapat menghidupkan kembali budaya Aceh bernuansa islami, religi.
Selain itu, juga bersifat edukasi atau pelajaran bagi generasi yang sudah lama tinggal.
Melalui festival budaya Aceh dapat muncul kembali kebiasaan meurukon
di gampong-gampong.
Selain itu, juga menjadi bagian untuk membangkitkan rasa cinta masyarakat terhadap budaya Aceh.
"Saya bahagia sekali melihat tim dari Jangka anak-anak muda yang susah kita cari sekarang ini anak muda yang suka meurukon.
Dengan festival ini kita revitalisasi/bangkitkan budaya Aceh," ujar Amiruddin Idris. (*)