Internasional
Menteri Luar Negeri AS Perkuat Abraham Accords, Hubungan Israel-Arab Akan Semakin Harmonis
Pemerintah Amerika Serikat (AS) akan terus memperkuat Abraham Accords yang telah dibuat oleh Presiden AS sebelumnya, Donald Trump.
Iran sejak saat itu melanjutkan banyak kegiatan nuklirnya yang sensitif.
Baca juga: Israel Tolak Rencana Presiden AS, Mencabut Sanksi ke Korps Pengawal Revolusi Iran
"Kesimpulan dari kesepakatan baru bisa datang dalam hitungan hari," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, yang mengoordinasikan pembicaraan dengan Teheran pada Sabtu (26/3/2022).
“Kami sangat dekat tetapi masih ada beberapa masalah yang tertunda,” kata Borrell kepada wartawan di sela-sela Forum Doha di Qatar.
Komentarnya muncul ketika diplomat UE yang memimpin pembicaraan Wina tentang kesepakatan itu, Enrique Mora dijadwalkan berada di Teheran.
Para pejabat AS mengatakan mencapai kesepakatan bergantung pada satu atau dua masalah utama, tetapi Teheran harus membuat pilihan sulit jika menginginkan kesepakatan.
Tetapi kemungkinan kesepakatan itu mengkhawatirkan Israel dan sekutu AS di Teluk, yang melihat Iran sebagai ancaman.
Pada Februari 2022, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan sangat terganggu oleh prospek kesepakatan nuklir baru.
Israel khawarian, tidak akan mampu mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Menjelang pembicaraan, Bennett mengirim pesan langka ke pusat kekuatan regional Arab Saudi, mengungkapkan kesedihan atas gelombang serangan Houthi ke pabrik minyak di dekat balapan Formula Satu di Jeddah.
"Serangan ini adalah bukti lebih lanjut bahwa agresi regional Iran tidak mengenal batas," tulis Bennett di Twitter Sabtu (26/3/2022) malam.
Blinken juga akan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Palestina tetap khawatir, mereka dilupakan dalam dorongan yang didukung AS bagi pemerintah Arab untuk meningkatkan hubungan dengan Israel dan fokus pada Iran sebagai ancaman utama mereka.
Pemerintahan Trump memangkas dukungan untuk Palestina dan menutup konsulat AS di Jerusalem yang didedikasikan untuk hubungan Palestina.
Baca juga: Trump Sebut Abraham Accords Jadi Fajar Baru Timur Tengah. 9 Bulan Kemudian, Hamas-Israel Perang
Biden berjanji untuk membuka kembali konsulat, tetapi satu tahun dalam pemerintahannya langkah itu belum datang.
"Masalah konsulat pasti akan menjadi topik diskusi,” kata Lempert.
Setelah Israel, Blinken ke Maroko dan Aljazair untuk membicarakan keamanan regional dan wilayah Sahara Barat yang disengketakan, yang telah membagi dua tetangga itu.
Juga di Maroko, dia akan mengadakan pembicaraan dengan Mohammed bin Zayed dari UEA, yang telah menjadi kekuatan politik utama di wilayah tersebut.(*)