Sejumlah Tokoh Pernah Jadi Pasien 'Cuci Otak' Dokter Terawan, Dahlan Iskan: Terasa Plong

Sebagai informasi, metode cuci otak Terawan tersebut pernah mendapat peringatan dari pihak MKEK IDI pada 2018 silam.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto memberikan keterangan kepada wartawan menjelang kedatangan WNI dari natuna di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) 

"Saya pun pernah menjadi pasiennya Dokter Terawan dan hasilnya cukup bagus, cukup menggembirakan," terangnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (6/4/2018), masih dari Kompas.com.

5. Ani Yudhoyono

Saat Ani Yudhoyono menjalani perawatan di Singapura, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengirim Terawan untuk memantau dan membantu perawatan istri Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.

"Beliau (Terawan) langsung berangkat kemarin siang ke Singapura."

"Semuanya berdoa agar Bu Ani segera diberi kesembuhan," papar Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, Rabu (13/2/2019), dilansir Tribunnews.com.

Saat Ani meninggal pada 1 Juli 2019, Terawan lah yang memberi pernyataan mengenai kondisi almarhumah.

Kala itu, Terawan mengatakan Ani sempat ditidurkan sebelum mengembuskan napas terakhir.

Pasalnya, almarhumah mengalami gagal napas sehingga harus dipasang alat bantu pernapasan.

“Dalam kondisi tidak sadar karena beliau sebelumnya memang ditidurkan,” ujar Terawan, Sabtu (1/6/2019), dikutip dari Kompas.com.

“Sejak kemarin (Kamis 31 Mei 2019) pakai respirator. Sudah berlangsung usaha untuk men-support beliau. Upaya maksimal tidak membawa hasil karena kehendak Yang Maha Kuasa untuk Ibu,” imbuhnya.

6. Hendropriyono

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), pernah mengungkapkan dukungannya pada Terawan Agus Putranto untuk tetap melanjutkan metode cuci otak.

Sebagai orang yang pernah merasakan metode tersebut, Hendropriyono menilai hal terpenting bagi pasien adalah bisa sembuh.

Masalah teori diakui atau tidak, itu persoalan selama menempuh ilmu.

"Saya sebagai pasien. Buat saya sebagai pasien yang penting sembuh. Masa bodoh itu teori diakui atau tidak, itu persoalan di sekolah."

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved