Ramadhan 2022

Mengulas Tradisi Meugang di Aceh, Farid Nyak Umar : Sudah Ada Sejak Zaman Sultan Iskandar Muda

Ketua DPR Kota Banda Aceh, Farid Nyak Umar turut memberikan penjelasan terkait tradisi meugang di Aceh jelang Ramadhan 2022.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
For Serambinews.com
Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar menjelaskan mengenai tradisi meugang di Studio Serambi on TV dalam program wawancara khusus dengan tema "Kutaraja dalam bulan Ramadhan" dipandu Firdha Ustin Jurnalis Serambi Indonesia, Rabu (30/3/2022) 

Pertama, tradisi meugang ini sebagai wujud rasa syukur warga atas nikmat yang Allah berikan kepada masyarakat Aceh.

Rasa syukur tersebut diwujudkan oleh masyarakat Aceh dengan cara membeli daging dan diolah menjadi aneka sajian makanan lezat khas Aceh seperti menu masak puteh hingga masak merah.

Kemudian daging yang telah dimasak itu siap disantap bersama-sama sebagai wujud kesyukuran masyarakat Aceh.

Sambung Farid, tradisi meugang di Aceh juga diartikan sebagai sebuah kesempatan untuk meningkatkan hubungan antara seorang anak dengan orang tuanya.

Baca juga: Farid Nyak Umar: Raqan Parkir Non Tunai untuk Modernisasi Pengelolaan Parkir di Banda Aceh

Dia mengatakan, meugang di Aceh juga menjadi momen penting bagi keluarga.

Biasanya, saat meugang berlangsung, anak maupun kerabat yang merantau atau tinggal di tempat jauh, akan pulang untuk merayakannya.

"Tidak sah rasanya kalau kita punya keluangan waktu, kalau kita tidak pulang ke tempat ibu kita merasakan masakan makmeugang dari ibu kita.

Meugang menjadi momen penting bagi keluarga. Bahkan ada yang khusus pulang dari luar negeri untuk bisa menikmati masakan makmeugang orang taunya," imbuhnya.

Selanjutnya ungkap Farid, tradisi meugang di Aceh juga menjadi kesempatan untuk saling berbagi kepada orang yang kurang mampu atau bagi orang yang mungkin sedikit dari segi pendapatan.

"Nah kesempatan meugang ini, kita bisa mengundang saudara-saudara kita untuk berbagi merasakan daging meugang, karena saya melihat kalau di Aceh.

Semiskin-miskinnya orang Aceh, itu dia paling tidak setiap tahun bisa 3 atau 4 kali makan daging di samping meugang seperti maulid," ucapnya.

Terakhir, beliau mengatakan tradisi meugang jelang Ramadhan tentunya menjadi momen yang paling spesial.

Pasalnya, di momen meugang ini dapat menjadi kesempatan yang sangat baik bagi kita untuk saling berbagi.

"Seseorang yang memiliki rizki yang lebih banyak dan dia belikan daging meugang," pungkasnya. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Baca juga berita lainnya

Baca juga: Pasangan Suami Istri Selamat dari Kecelakaan Maut, Terpental dari Mobil yang Tertabrak Kereta

Baca juga: Daerah Harus Cari Dana Tambahan, Dana Otsus Aceh Berkurang

Baca juga: Pimpinan KKB, Toni Tabuni Tewas Ditembak Aparat di Nabire: Ini Sederet Aksi Kejahatannya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved