Konflik Rusia vs Ukraina
Rusia Umumkan Gencatan Senjata di Mariupol, Ukraina Siapkan 45 Bus untuk Evakuasi
Di bawah pengaturan tersebut, militer Rusia akan mengizinkan warga sipil untuk pergi menggunakan koridor Berdiansk di bawah kendalinya.
Baca juga: Pesawat Militer Rusia yang Dipersenjatai Hulu Ledak Nuklir Mulai Masuk Wilayah Uni Eropa
Baca juga: Penasihat Presiden Rusia Vladimir Putin Takut Laporkan Kondisi Nyata Perang di Ukraina
Filippo Grandi, komisaris tinggi PBB untuk pengungsi, mengatakan di Twitter Rabu (30/3/2022) bahwa ia telah tiba di Ukraina untuk membahas cara-cara meningkatkan bantuan bagi orang-orang yang terkena dampak perang.
Dia melaporkan 4 juta pengungsi telah melarikan diri dari Ukraina lima minggu sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Vereshchuk mengatakan pemerintah Ukraina juga mempertimbangkan proposal untuk koridor kemanusiaan tambahan di wilayah Kharkiv, Kyiv, Kherson, Chernihiv, Sumy, Zaporizhzhia, Donetsk, Luhansk, dan Mykolaiv.
Namun, Zelensky mengatakan dalam pidatonya Rabu (30/3/2022) bahwa dia tetap skeptis setelah hampir lima minggu pertempuran.
"Kami tidak mempercayai siapa pun—kami tidak mempercayai konstruksi verbal yang indah," katanya.
"Ada situasi nyata di medan perang. Dan sekarang—ini adalah hal yang paling penting. Kami tidak akan menyerahkan apa pun. Dan kami akan berjuang untuk setiap meter tanah kami, untuk setiap orang kami."
Rusia Dilaporkan Mulai Tarik Pasukannya dari Chernobyl
Pasukan Rusia mulai menarik diri dari lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl yang sudah tidak berfungsi.
Dilansir AFP, hal ini dikatakan seorang pejabat pertahanan AS pada Rabu (30/3/2022), sehari setelah Moskwa mengatakan akan mengurangi serangan di dua kota utama Ukraina.
Pasukan Rusia pertama kali menguasai lokasi Chernobyl, dimana tempat limbah radioaktif masih disimpan, pada 24 Februari 2022, hari pertama invasi.
"Chernobyl adalah (sebuah) daerah di mana mereka mulai memposisikan kembali beberapa pasukan mereka. (Rusia) pergi, berjalan menjauh dari fasilitas Chernobyl dan pindah ke Belarus," kata pejabat AS itu.
"Kami pikir mereka akan pergi, saya tidak bisa memberi tahu Anda bahwa mereka semua sudah pergi," tambahnya.