Internasional

Jasa Layanan Haji dan Umrah Jalur Gaza Kembali Bergairah, Seusai Ditutup Dua Tahun

Perusahaan jasa layanan haji dan umrah di Jalur Gaza, Palestina kembali bergairah. Arab Saudi telah melanjutkan penerbangan umrah, dua tahun setelah

Editor: M Nur Pakar
AFP
Para wanita membeli makanan di salah satu sudut pasar dalam rangka menyambut Ramadhan 

Banyak warga Gaza menemukan perjalanan umrah sebagai kesempatan untuk melakukan perjalanan pertama kalinya.

Mengingat banyak pembatasan yang diberlakukan pada mereka selama 15 tahun oleh Israel, dan memburuknya kondisi kehidupan mereka.

Muhammad Hammad melakukan umrah lima tahun lalu, dan berniat mengulangi pengalaman itu lagi bersama istrinya di bulan Ramadhan.

“Umrah di bulan Ramadhan memiliki cita rasa yang istimewa dan pahala yang besar,” ujarnya.

Muhammad telah berjanji kepada istrinya, akan menemaninya melakukan umrah.

“Kami tidak melakukan perjalanan saat itu, karena Allah menyembunyikan yang terbaik untuk kami dengan melakukan umrah di bulan Ramadhan," ujarnya.

"Dengan perasaan spiritual yang indah dan ritual yang dibawa oleh bulan suci ini,” katanya.

Hammad percaya mayoritas warga Jalur Gaza ingin melakukan umrah, dan yang menghalangi mereka adalah kemiskinan dan pengangguran yang merajalela di antara mayoritas penduduk.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina memperkirakan 80 persen dari 2 juta populasi Jalur Gaza, sebagian besar adalah pengungsi, bergantung pada bantuan kemanusiaan.

Meskipun demikian, perusahaan haji dan umrah mengatakan jumlah kunjungan umrah musim ini baik.

Pendaftaran tersebut mengalami pertumbuhan setelah keputusan Arab Saudi membebaskan jamaah haji dari Jalur Gaza dari karantina institusional.

Biaya juga diturunkan dari 1.270 dinar Jordania atau $ 1791 menjadi 1.150 dinar, menurut Muhammad Hamdan, pemilik perusahaan Doyouf Rahman untuk haji. dan umrah.

Jumlah jamaah akan meningkat selama bulan Ramadhan, yang membantu perusahaan-perusahaan di Jalur Gaza untuk keluar dari resesi dan menghentikan “pendarahan” kerugian, menurut Hamdan.

“Harganya bagus dibandingkan dengan layanan yang diberikan dan waktu yang dihabiskan oleh para peziarah di tanah suci," jelasnya.

Baca juga: Aceh Direncanakan Buka Umrah dengan Kapal Pesiar

"Tetapi kondisi kehidupan yang sulit di Jalur Gaza yang membuat warga merasakan biaya yang tinggi,” kata Hamdan.

Jamaah umrah dari Gaza menggunakan Bandara Internasional Kairo untuk kedua perjalanan.

Tidak memiliki pilihan lain untuk menggunakan rute darat, seperti jamaah umrah dari Tepi Barat, yang menjelaskan perbedaan besar dalam biaya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved