Internasional
Kemarahan Warga Meningkat, Pasukan Israel Bunuh Tujuh Warga Palestina Dalam Tiga Hari Berturut-Turut
Kemarahan warga Palestina terus memuncak, khususnya seusai pasukan Israel membunuh tiga anggota Jihad Islam pada hari pertama Ramadhan, Sabtu
"Kami tidak akan memberi mereka legitimasi di wilayah tanah kami," tambahnya.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menggambarkan pembunuhan itu sebagai kejahatan mengerikan yang dilakukan di luar hukum/
Dia berharap pelakunya harus dimintai pertanggungjawaban di hadapan Pengadilan Kriminal Internasional.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dan Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Aviv Kochavi menginstruksikan IDF untuk mempersiapkan bulan eskalasi.
Dimana, memerintahkan pengerahan pasukan keamanan Israel secara ekstensif di Tepi Barat dan dalam Israel.
Pasukan keamanan Israel telah meningkatkan penangkapan di Tepi Barat dan di antara warga Arab di Israel dalam beberapa hari terakhir ini.
Israel mengklaim mereka telah menggagalkan beberapa serangan yang direncanakan.
Sementara itu, juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudina mengatakan:
“Pada saat banyak pihak berusaha untuk mencegah eskalasi di bulan suci Ramadhan, terutama AS, Israel melakukan serangan terprogram ini.”
"Kebijakan Israel menimbulkan ancaman bagi keamanan, stabilitas dan ketenangan,” tambahnya.
"Invasi Masjid Al-Aqsa oleh ekstremis Yahudi, disertai kejahatan harian pemukim, hanya akan menambah ketegangan, tambah Rudina.
Dia menyalahkan Israel atas konsekuensi dari eskalasi berbahaya, yang akan mengerikan dan berbahaya bagi semua orang dan seluruh wilayah.
Baca juga: Pasukan Israel Tembak Mati Pemuda Hebron, Balas Dendam Kematian 11 Warga Yahudi
Ahmed Rafiq Awad, kepala Pusat Studi Masa Depan Al-Quds di Universitas Al-Quds kepada Arab News, Minggu (2/4/2022) mengatakan pembunuhan keji ini tidak akan mengakhiri konflik Palestina-Israel.
Atau juga perjuangan untuk mengakhiri pendudukan, tetapi akan memotivasi generasi lain untuk mengikuti jalan yang sama.
“Jika tentara Israel percaya mereka dapat membunuh militan Palestina tanpa insiden mempengaruhi opini publik Palestina, itu salah," katanya.
Awad menggambarkan pemerintah Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Naftali Bennett sangat lemah.(*)