Ramadhan Mubarak

Marhaban ya Ramadhan

Kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah atas kesempatan yang Dia berikan sehingga kita kembali berada dalam Ramadhan, untuk berpuasa sebulan penuh

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Marhaban   ya   Ramadhan
Prof Dr Al Yasa’ Abubakar MA , Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Oleh: Prof Dr Al Yasa’ Abubakar MA , Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Alhamdulillah sekarang kita berada kembali dalam bulan Ramadhan, bulan mulia.

Kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah atas kesempatan yang Dia berikan sehingga kita kembali berada dalam Ramadhan, untuk berpuasa sebulan penuh, guna meningkatkan kualitas iman, kualitas ibadah, dan kualitas kehidupan kita secara umum.

Puasa Ramadhan merupakan satu dari empat ibadah utama dalam Islam, satu dari lima rukun Islam.

Jamaah melaksanakan shalat Tarawih pada malam pertama bulan Ramadhan 1443 H di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Sabtu (2/4/2022) malam.
Jamaah melaksanakan shalat Tarawih pada malam pertama bulan Ramadhan 1443 H di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Sabtu (2/4/2022) malam. (SERAMBI/HENDRI)

Perintah berpuasa dalam Ramadhan disebutkan di dalam Alquran dan di dalam hadis, karena itu semua umat sepakat bahwa puasa pada bulan Ramadhan wajib hukumnya.

Ramadhan merupakan bulan istimewa dalam setahun karena ada beberapa kelebihan yang diberikan Allah yang tidak ditemukan pada bulan lain.

Penulis mengutip dua hadis sebagai contoh, yang dituturkan Abu Hurairah.

Hadis pertama dirawikan oleh al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, an-Nasa’i, at-Turmudzi, dan Ibnu Majah, disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena keimanan (imanan) dan mengharap keridhaan Allah (ihtisaban) akan diampuni dosa-dosa masa lalunya.

Baca juga: Jadikan Ramadhan Bulan Menitipkan Harta untuk Dibawa Mati

Baca juga: PLN Diminta Tak Padamkan Listrik Selama Bulan Ramadhan

Hadis kedua, dirawikan oleh Muslim, an-Nasa`i, dan Ahmad, disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, Puasa merupakan perisai (benteng).

Karena itu orang yang sedang berpuasa janganlah berkata keji atau mencaci.

Seandainya ada yang mengajaknya berkelahi atau mencaci, hendaklah dia jawab, “saya sedang puasa” (kalau perlu sampai dua kali).

Demi Zat yang diri Muhammad ada dalam kekuasaannya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum dari bau kesturi di sisi Allah di hari kiamat nanti.

Orang yang berpuasa akan memperoleh dua kegembiraan.

Ketika berbuka dia gembira karena telah berbuka, dan ketika bertemu Tuhannya di hari kiamat dia gembira karena telah berpuasa.

Dalam riwayat al-Bukhari, Abu Daud, Ibnu Majah,dan al-Baihaqi, ujung hadis tersebut menggunakan redaksi yang berbeda, Demi Zat yang diri Muhammad ada dalam kekuasaannya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum dari bau kesturi di sisi Allah.

Ditinggalkannya makan, minum dan nafsu syahwatnya karena Aku, Puasa itu untuk Ku.

Aku akan memberinya ganjaran.

Setiap kebajikan akan diberi ganjaran sepuluh kali lipat.

Dari hadis yang dikutip di atas (dan ayat-ayat tentang puasa yang tidak dikutip), dapat disimpulkan bahwa orang yang berpuasa karena iman dan karena patuh kepada Allah, akan mendapat dua keutamaan.

Baca juga: Selamat Berpuasa

Keutamaan pertama akan diberi keampunan atas dosa-dosa oleh Allah SWT di akhirat kelak.

Keutamaan kedua, akan dapat meningkatkan kualitas diri dalam kehidupan di dunia.

Dalam hadis disebutkan bahwa puasa ibarat perisai, yang mestinya dapat membentengi orang dari mencaci, berkata jorok dan berkelahi.

Allah menyatakan bahwa puasa itu untuk Allah dan Dia akan memberikan pahala berlimpah kepada orang yang berpuasa karena Allah.

Sebetulnya semua ibadah untuk Allah.

Dia yang akan menilai, apakah diterima atau ditolak.

Tapi untuk puasa, Allah menyebutkan hak prerogatif Nya secara jelas.

Menurut para ulama, puasa mendapat penghargaan lebih dibanding ibadat lain, karena merupakan ibadat yang memerlukan kesadaran tinggi.

Pertama, hanya orang pilihan yang sanggup menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri selama sehari penuh dan lebih-lebih lagi sanggup menjadikannya sebagai kebiasaan, sehingga di luar Ramadhan pun dia menjalankan puasa sunat secara rutin.

Kedua, puasa merupakan ibadah yang dapat disembunyikan.

Orang yang berpuasa secara rutin di luar Ramadhan dapat menyembunyikan puasanya kalau dia mau.

Mungkin semua kita pernah berinteraksi dengan seseorang sampai sehari penuh, namun kita tidak tahu bahwa dia sedang berpuasa, atau baru pada waktu Maghrib ketika berbuka kita tahu bahwa dia berpuasa.

Inilah salah satu keunggulan dan hikmah puasa.

Menunaikan puasa Ramadhan karena Allah secara sungguh-sungguh, apalagi yang menambahnya dengan puasa sunat secara rutin sepanjang tahun, merupakan latihan untuk menjadikan seseorang lebih sabar, lebih tabah, dan lebih peduli.

Bahkan menjadi lebih sehat, lebih kuat, dan lebih mampu berpikir jernih karena dia memang sudah berlatih untuk mampu menahan diri dari makan dan minum sehari penuh tanpa mengurangi aktivitas kesehariannya, yang tidak semua orang sanggup dan mau melakukannya.

Semoga puasa Ramadhan dan amalan sunat lain yang akan kita lakukan bersamanya, yang akan kita tambah dengan puasa sunat di luar Ramadhan, akan meningkatkan kualitas diri kita, menjadikan kita lebih sabar, lebih peduli, lebih jujur, lebih tangguh di satu pihak dan di pihak lain menjadikan kita mampu menahan diri dari berbuat buruk, tidak bergunjing, tidak memfitnah, tidak korupsi, tidak berbohong, tidak memanipulasi dan juga tidak menipu baik itu anak buah, handai taulan, ataupun teman dan kolega.

Wallahu a’lam bishawab

Baca juga: Jadikan Ramadhan Bulan Menitipkan Harta untuk Dibawa Mati

Baca juga: Kapan Niat Puasa Ramadhan Dibacakan? Jangan Sampai Salah! Simak Penjelasan Buya Yahya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved