Info Cuaca

Aceh Memasuki Musim Hujan Ekuatorial

Sejak Februari lalu wilayah Aceh memasuki musim kemarau basah dan akan berlangsung hingga akhir April atau awal Mei 2022.

Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Taufik Hidayat
Net
Ilustrasi hujan dan angin kencang 

Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Provinsi Aceh saat ini sedang memasuki musim hujan ekuatorial. Dimana ketika matahari berada di garis ekuator maka Aceh akan berdampak, sebab provinsi ini dikelilingi oleh Samudera Hindia, dan sebelah utara juga dikelilingi oleh Selat Malaka.

“Artinya ketika matahari berada di pinggir Aceh, baik itu sebelah selatan Aceh, sebelah utara Aceh maka matahari akan memanaskan air laut. Ketika matahari berada di utara Aceh maka yang jadi pemanasan adalah Selat Malaka sehingga terjadi penguapan dapat mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan, bisa terjadi kilat, petir hingga puting beliung,” terang Koordinator Data dan Informasi BMKG Bandara SIM Blangbintang, Zakaria Ahmad kepada Serambinews.com, Kamis (7/4/2022).

Ia melanjutkan kondisi cuaca seperti ini akan berlangsung hingga akhir April atau awal Mei 2022. Provinsi Aceh sejak Februari 2022 sudah memasuki musim kemarau, namun kemarau basah.

Artinya meskipun kemarau tetap ada hujan. Walaupun juga ada timbul titik-titik panas yang menandakan bahwa sudah memasuki musim kemarau. Namun, ketika dilihat ada hujan, maka disebut kemarau basah.

Pada musim hujan ekuatorial ini, dikatakan Zakaria, yang perlu diwaspadai kemungkinan terjadi banjir, dan tanah longsor untuk daerah-daerah pegunungan.

Selain itu, diperkirakan juga 2-3 hari kedepan Aceh masih berpotensi terjadinya hujan karena adanya pertemuan angin atau konvergen.

“Pergerakan angin melambat dan uap air yang dibawa akan berkumpul di atas wilayah Aceh,” ujarnya.

Sementara untuk gelombang laut tidak terlalu tinggi namun sudah tergolong meranjak ke tinggi untuk beberapa lokasi, seperti perairan utara sabang kemudian perairan barat aceh, dan samudera hindia bagian barat aceh. Ketiga wilayah tersebut berpotensi terjadi tinggi gelombang antara 1,25-2,5 meter.

Kemudian untuk kepulauan sinabang tinggi gelombang antara 0,5 hingga 2,5 meter. “Artinya disini walaupun rendah namun maksimumnya bisa mencapai 2,5 meter. Kemudian untuk selat malaka bagian utara, penyeberangan Sabang- Banda Aceh dan juga perairan Lhokseumawe itu 0,1 hingga 1,25 meter yang tergolong kategori rendah,” sebutnya.

Pihaknya mengimbau agar para nelayan dan masyarakat yang melakukan penyeberangan menggunakan kapal laut untuk tetap waspada, apalagi ketika melihat pertumbuhan awan hitam. Hal itu karena bisa mengakibatkan terjadinya angin kencang, dan puting beliung.(*)

Baca juga: Cuaca Hujan Masih Payungi Sebagian Aceh Hingga Hari Kelima Ramadhan 1443 H, Begini Prediksi BMKG

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved