Kesehatan
Mengenal Infeksi Salmonella, Bakteri yang Diduga Ada di Kinder
Telur cokelat Kinder ditarik dari peredaran di tujuh negara Eropa atas kemungkinan berkaitan dengan puluhan kasus Salmonella.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
Mengenal Bakteri Salmonella, Bakteri yang Diduga Ada di Kinder
SERAMBINEWS.COM - Telur cokelat Kinder ditarik dari peredaran di tujuh negara Eropa atas kemungkinan berkaitan dengan puluhan kasus Salmonella.
Dikutip dari Kompas.com, penarikan ini telah diinformasikan oleh perusahaan makanan asal Italia Ferrero pada Selasa (5/4/2022).
Meskipun tidak ada telur cokelat Kinder Surprise yang terbukti mengandung Salmonella, Ferrero mengatakan, bahwa pihaknya mengeluarkan penarikan sebagai langkah pencegahan.
Lalu, apa itu bakteri Salmonella, penyebab, dan gejala penyakit Salmonella?
Bakteri Salmonella
Dilansir dari laman Boldsky pada Kamis (7/4/2022), bakteri Salmonella merupakan patogen yang paling banyak ditemukan di saluran usus manusia dan hewan.
Setiap tahun bakteri ini mempengaruhi ribuan ternak dan jutaan manusia. Ini biasanya dapat terjadi dalam bentuk gastroenteritis.
Baca juga: Bahaya Telur Kedaluwarsa yang Rentan Bakteri Salmonella, Ini Cara Mengetahui Kualitas Telur
Kebanyakan orang mengalami demam, diare, atau kram perut dalam waktu dua belas dan tujuh puluh dua jam setelah infeksi. Ini akan sembuh di suatu tempat antara periode empat hingga tujuh hari, tanpa perawatan serius.
Namun, bahkan bisa menjadi parah menyebabkan infeksi sistemik, yang juga dikenal sebagai demam enterik.
Salmonella dapat berkembang biak dengan cepat dari usus ke aliran darah.
Tahap ini membutuhkan antibiotik segera atau rawat inap.
Orang tua, bayi dan orang dengan kekebalan rendah lebih rentan terkena bakteri ini.
Penyakit yang Biasanya Disebabkan Oleh Salmonella
Ada tiga bentuk penyakit klinis utama salmonellosis, yaitu gastroenteritis, septikemia dan demam enterik.
Pada tahap septikemia, pasien adalah zona perantara, di mana ia tidak mengalami gejala perut apa pun, dan bakteri masih terisolasi dalam tinja.
Baca juga: Begini Cara Memperkuat Bakteri Baik pada Pencernaan, dr Zaidul Akbar Sarankan Rutin Konsumsi Ini
Tingkat keparahan penyakit sepenuhnya tergantung pada kekebalan pasien, atau kekuatan isolat bakteri.
Gastroenteritis Salmonella dapat mengerami setiap saat antara enam sampai empat puluh delapan jam, tergantung pada dosis bakteri.
Akibatnya, mual, sakit perut, muntah dan diare bisa terjadi.
Sakit kepala dan mialgia adalah gejala normal. Terkadang bisa disertai demam dengan suhu 38°C hingga 39°C.
Bentuk demam salmonellosis sistematis yang lebih berbahaya adalah demam enterik.
Bakteri dapat mengerami setiap saat setelah 10 sampai 14 hari infeksi.
Tifus adalah demam enterik yang paling sering disebabkan, oleh bakteri Salmonella typhi.
Baca juga: Waspada, Ini 3 Tempat Paling Banyak Bakteri di Rumah, Bisa Mengundang Penyakit
Gastroenteritis biasanya terjadi beberapa hari sebelum demam ini; gejala utama dapat berupa sakit kepala, mialgia, demam, penurunan berat badan dan konstipasi.
Ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani tepat waktu.
Gejala Infeksi Salmonella
Gejala umum salmonellosis termasuk gastroenteritis, septikemia, demam enterik, infeksi dan tahap pembawa asimtomatik.
Salmonella non-tifoid masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang tidak higienis dan dapat menyebar dari satu orang ke orang lain.
Bakteri harus memiliki atribut tertentu untuk disebut patogen virulen:
- Harus mampu menyerang sel.
- Lapisan lipopolisakarida penuh harus ada.
- Ia harus dapat berkembang biak secara intraseluler.
- Dapat meningkatkan racun dalam tubuh.
Bakteri ini sekali tertelan, dapat membuat koloni di dalam ileum dan usus besar. Ini menyerang epitel di lapisan usus dan dengan cepat tumbuh di dalam folikel.
Baca juga: 9 Jenis Bakteri Paling Berbahaya, Bisa Mengancam Kesehatan Manusia, Apa Saja?
Kemampuan mereka untuk menyerang sistem tergantung pada penataan ulang sel sitoskeleton; mereka menjalani proses yang disebut mengacak-acak begitu mereka menyerang.
Salmonella berkembang biak secara intraseluler dan kemudian secara bertahap menyebar ke kelenjar getah bening dan bagian tubuh lainnya melalui sirkulasi darah.
Penyebaran dan pengurungannya dikendalikan oleh sel retikuloendotelial.
Namun, tergantung pada mekanisme pertahanan inang, patogen dapat menyebabkan infeksi di hati, kantong empedu, tulang, limpa, meninges, dll.
Mereka kebanyakan terbunuh ketika mencoba menyebar ke luar usus.
Tubuh kita dapat menunjukkan gejala maag, yang merupakan respons peradangan tubuh yang intens, terhadap salmonella. Ini meningkatkan efek sitotoksin, yang mencegah sintesis protein.
Faktor-faktor yang membuat seseorang sangat rentan terhadap salmonellosis adalah sebagai berikut:
- Operasi lambung
- Penyakit radang usus
- Leukemia
- Karsinoma
- AIDS
- Anemia sel sabit (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Lihat KTP Pengantin, Penghulu Mendadak Pucat dan Takut Mau Lanjut Menikahkan, Ini Sebabnya
Baca juga: BSU untuk Pekerja Bergaji di Bawah Rp 3,5 Juta Cair Lagi, Berikut Syarat Bagi Penerima
Baca juga: Kiky Saputri Ikut Berkomentar Terkait Marshel Widianto: Dari pada Bapak Nonton Doang Kaga Bayar