Berita Aceh Tengah
Masjid Bersejarah; Masjid Quba Bebesen Diusulkan Jadi Kawasan Cagar Budaya dan Museum
Masjid Quba Bebesen Aceh Tengah diusulkan sebagai kawasan cagar budaya. Masjid Quba awalnya dibangun oleh seorang ulama asal Arab Saudi
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Masjid Quba Bebesen Aceh Tengah diusulkan sebagai kawasan cagar budaya.
Masjid Quba awalnya dibangun oleh seorang ulama asal Arab Saudi, Habib Syarif diduga dibangun pada 1700-an akhir atau awal 1800 Masehi.
Usulan ini disampaikan Yusradi Usman al-Gayoni, yang pernah meneliti sejarah Masjid Quba tersebut.
“Keberadaan cagar budaya dan juga museum ini sangat penting, untuk menyimpan semua situs Masjid Quba ini.
Kelak siapa pun yang berkunjung Gayo, Takengon, Aceh Tengah, khususnya ke Kampung Bebesen bisa melihat situs-situs bersejarah tersebut," kata Ysuradi, Jumat (8/4)2022) di Jakarta.
Baca juga: VIDEO - 8 Masjid Indah Nan Megah di Rusia
Ia menyebutkan, di kawasan Masjid Quba terdapat makam para habib dan keturunanannya serta penghafal Quran (Syeh Mahmud), dari Mekkah, Arab Saudi, terletak persis di belakang masjid.
Juga, Telege (Sumur) Monyeng di sisi utara masjid, yang awalnya digali perintis pembangunan Masjid Bebesen, Habib Syarif.

"Pada waktu itu, Telege Monyang ini digunakan sebagai sumber air masyarakat Bebesen dan sekitarnya," kata Yusradi
Selain itu juga masih tersimpan tiga Quran yang dibawa Habib Syarif dari Arab Saudi dan mushaf tulisan tangan yang ditulis Habib Syarif sendiri.
Masjid Quba Bebesen, salah satu masjid bersejarah di Aceh, khususnya Aceh Tengah.
Baca juga: Masjid Nabawi di Madinah Ditabur Wewangian 20 Kali Sehari Selama Ramadhan
Masjid ini diperkirakan dibangun pada akhir 1700 atau awal 1800, hal ini merujuk tahun meninggalnya Habib Syarif (1850) dan anaknya, Habib Muhammad (Jalung), meninggal 1887.
Habib Syarif bersama anaknya Habib Muhammad (belakangan dikenal sebagai Habib Kalung), dan Habib Mahmud (penghafal Quran) datang dari Mekkah Arab Saudi.
Awalnya rombongan ini tiba di Ie Leube Pidie, lalu ke Ulim Pidie Jaya, mengikuti aliran sungai Peudada, sampai ke Pantan Lah, kemudian ke Jalung (Kala Ali-Ali), sampai ke Serempah, Ketol. Dari Ketol, ke Bebesen Aceh Tengah.
Sebelum menetap di Bebesen, mereka tinggal Pejebe.
Usulan dibangunnya sebuah museum di kompleks Masjid Quba mencuat juga dalam Webinar "Menguak Sejarah Masjid Quba Bebesen" pada Kamis (7/4/2022).
Yusradi mengatakan ia melakukan penelitian ejarah Masjid Quba pada 2007.
Baca juga: Kisah Masjid Quba Bebesen yang Dibangun Habib Syarif dari Arab hingga Dibakar PKI
Sejak hasil penelitiannya terpublikasi di media (22 Februari 2022), Yusradi yang juga pengelola Perpustakaan Gayo ini, dihubungi salah seorang warga masyarakat Aceh Tengah dan memberitahunya tentang mushaf tulisan tangan Alquran yang pada warga tersebut.
"Mereka mau menyerahkan mushaf itu ke saya. Karenanya, saya terpikir untuk mendorong dibangunnya museum tadi di kawasan Masjid Quba Bebesen, sehingga siapa pun bisa melihat mushaf tadi dan situs lainnya. Soal museum ini, sudah saya sampaikan juga pada Webinar lalu," tambah Yusradim
Sebelumnya, ia juga sudah sampaikan ide museum ini juga ke Reje Kampung Bebesen, Ketua Panitia Pembangunan Masjid Quba Bebesen, dan tokoh-tokoh Kampung Bebesen di Aceh dan di luar Aceh.
Dengan keberadaan cagar budaya Masjid Quba dan museum, sambungnya, Kampung Bebesen bisa dijadikan kampung wisata sejarah dan wisata reliji, setelah Kampung Bebesen berhasil didorong jadi kampung kerawang tahun 2019.
Tidak hanya Kampung Bebesen dan Masjid Quba, tapi semua tempat yang berhubungan dengan masjid ini nantinya, satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Baca juga: Safari Ramadhan di Masjid Tgk Chik Mahraja Gurah, Bupati Mawardi Ajak Jamaah Perbanyak Sedekah
Karena menyangkut sejarah perkembangan Islam di Dataran Tinggi Gayo, khususnya di Gayo Lut (Aceh Tengah dan Bener Meriah) dan relasinya dengan keberadaan habib tadi.
"Museumnya, indoor di Masjid Quba dan out door, open site museum, tempat-tempat yang berhubungan dengan habib dan masjid ini,” kata Yusradi.
Riduansyah, Reje (Kelapa Desa) Kampung Bebesen, mendukung usulan tersebut. “Ini sangat penting. Mesti didukung dan bagaimana bisa direalisasikan.
Selain menyelamatkan situs sejarah masjid ini, juga untuk mewariskan sejarah. Akibatnya, bisa dinikmati anak cucu kita ke depan,” tegasnya.(*)
Baca juga: Nanti Malam, Syeikh Yamen Yusuf Ulama Palestina Ceramah Tarawih di Masjid Taqwa Subulussalam