Kupi Beungoh
Catatan Perjalanan Ramadhan - Buka Puasa di Times Square : Dari Jefferson ke Biden
Lebih dari 1,000 orang shalat Isya dilanjutkan dengan Tarawih di ibu kota keuangan dunia, New York, Amerika Serikat atau di Times Square
Oleh: Ahmad Humam Hamid *)
Dalam dua tiga hari yang lalu ada berita, bahkan sangat viral yang menyangkut dengan sebuah kejadian yang sangat tidak biasa.
Lebih dari 1,000 orang shalat Isya dilanjutkan dengan Tarawih di ibu kota keuangan dunia, New York, Amerika Serikat.
Tempatnya tak tanggung-tanggung, Times Square, sekeping lahan di jantung Manhattan, Kota New York.
Ini adalah tempat paling berprestise di New York dan menjadi tempat pementasan berbagai even seni dan budaya dan menjadi sebuah icon dunia.
Times Square adalah salah satu tujuan jutaan pengunjung New York setiap tahunnya.
Dengan kedinginan yang mulai menurun, lebih dari seribu warga muslim New York dan sekitarnya, dan beberapa warga dari kota lain di AS , dan Kanada hari itu berbuka puasa, dan beribadah, sehingga menjadi tontonan orang yang lalu lalang.
Tiba-tiba saja orang melihat ada 1000an orang yang telah menahan lapar dan dahaga lebih dari 12 jam, duduk tertib, makan.
Ada bacaan ayat suci Alquran dalam sejumlah “gerakan yoga”-shalat secara terkomando. Ada ceramah yang menerangkan tentang islam, kebaikan, persaudaraan, dan juga dakwah.
Baca juga: Catatan Perjalanan Ramadhan - Muslim Latino, Puasa, Taco, dan Virgin Mojitos
Segera setelah kejadian, itu bertebaran di berbagai sosial media yang menyebar dalam tempo menit.
Saya yang sedang berada di AS justru mendapatkan viral Youtube via berbagai group WA dari Aceh, Jakarta, dan Malaysia.
Pesan WA itu hampir seratus persen positif, dan bahkan disertai dengan kebanggaan tentang banyak anak muda Islam di Barat.
Walaupun rambutnya panjang, pake celana jeans, dan bahkan juga bukan tidak mungkin bertato, sedang bersembahyang khusyuk.
Tak bedanya dengan seorang “teungku muda” Aceh, atau santri dari salah satu pesantren hebat di Pantai Barat Aceh.
Ada even penting, di lapangan terbuka, dijalanan, di “nanggroe kaphe”, New York yang katanya cukup banyak Yahudi di sana. Bukan main.