Banda Aceh
Cucu Sultan Aceh Ultimatum Wali Nanggroe & MAA : Jangan Sembarangan Merusak Adat Istiadat Aceh!
Cucu Sultan Aceh ini mengingatkan, agar jangan sembarangan memberikan gelar Kesultanan Aceh sesuka hati kepada siapapun dan merusak Adat Aceh.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
"Maka mari bersama jaga dan hormati Adat Istiadat Aceh. Ini adalah Negeri Aceh, tempat terhormat Qanun Meukuta Alam Paduka Meureuhom Sultan Iskandar Muda Perkasa Alam Darmawangsa Tun Pangkat", peringat tegas Cucu Sultan Aceh Darussalam itu.
Para pahlawan Aceh zaman dahulu mempertaruhkan nyawanya, untuk mendapatkan gelar Teuku dan Ulebalang dengan melawan Bangsa Kafir Imperialis, membela tegaknya kedaulatan Islam di Negara Aceh Darussalam.
Baca juga: Cerita Cucu Sultan Aceh Mencari Jejak Saudara-saudaranya
Bahkan banyak hulubalang dan keturunannya yang syahid di medan tempur dengan gagah berani, seperti Amirul Bahri Teuku Umar, Panglima Perang Aceh Teuku Nyak Makam, Teuku Imuem Luengbata, dan lain-lain.
Banyak juga tokoh dalam Kesultanan Aceh dari kalangan wanita tangguh yang hebat dan pemberani.
Para tokoh perempuan hulubalang Aceh menggunakan gelar Cut Nyak atau Cut.
Cut adalah gelar Putri Teuku Ulebalang masa lampau. Sehingga gelar Cut tidak bisa diberikan sesuka hati kepada siapa saja.
Sesuai penuturan sejarah, gelar Cut diberikan kepada wanita bangsawan Aceh yang pemberani dan Islami, seperti ksatria perang tangguh dari Aceh Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Cut Meurah Limpah Jenderal penjaga Sultan Sayyidil Mukammil (1589-1604), dan lain-lain.
Ini menandakan gelar bangsawan Aceh wanita dulu adalah lambang keberanian dan pelaksana syariat Islam yang teguh.
Maka pemberian gelar Cut Nyak secara sembarangan kepada wanita luar Aceh yang bukan orang aceh, atau hanya demi kepentingan sesaat juga adalah bentuk pengkhianatan yang merusak adat istiadat Aceh secara keseluruhan. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)