Heboh Gelar Teuku untuk Ganjar, Kautsar: Seperti Dagelan, yang Memberikan tak Punya Gelar Bangsawan

Dia (Ketua MAA) sendiri tak ada (gelar) Teuku, tapi memberikan Teuku kepada orang lain, ini terlihat seperti dagelan saja.

Penulis: Yocerizal | Editor: Yocerizal
Serambinews.com
Kautsar, Sekdep Politik dan Pemerintahan DPP Partai Demokrat. 

Hanya saja, menurut dia terlihat rancu dan kesannya main-main, karena yang memberikan justru tak punya gelar tersebut.

"Menurut saya gelar adat itu serius. Bukan main-main,” kata Sekdep Politik dan Pemerintahan DPP Partai Demokrat ini.

“Ia harus terlihat terhormat, sehingga yang mendapatkanya juga bisa berbangga diri. Jangan sampai dibilang ampon abal-abal,” imbuhnya.

Kautsar menjelaskan, menurut sejarah yang diketahuinya, gelar Teuku itu adalah anugerah yang diberikan raja kepada para hulubalang (penguasa wilayah).

Atau kepada siapapun yang dianggap penting dan berjasa kepada Aceh.

Baca juga: Diperiksa KPK 2 Jam dalam Kasus Bupati PPU, Andi Arief Jelaskan soal Musda Partai Demokrat

Baca juga: Cucu Sultan Aceh Ultimatum Wali Nanggroe & MAA : Jangan Sembarangan Merusak Adat Istiadat Aceh!

Baca juga: Buka Puasa Ramadhan Minum Air Tebu, Ternyata Ini 10 Manfaat Air Tebu untuk Kesehatan dan Kecantikan

Gelar tersebut dapat diwarisi secara turun temurun mengikuti nasab laki-laki.

Berikan MAA kepada Keturunan Sultan

Karena itu, menyikapi seringnya pemberian gelar kebangsawanan semisal Teuku dan Pocut kepada tamu dan tokoh yang datang ke Aceh, Kausar melemparkan sebuah usulan.

Dia menyarankan agar lembaga MAA ke depan sebaiknya diserahkan saja kepada ahli waris yang sah dan lansung dari keluarga raja Aceh terakhir, Sultan Muhammad Daud Syah, yang dibuang Belanda ke Batavia.

“Pastinya beliau-beliau itu kalau laki-laki bergelar Tuanku dan kalau perempuan bergelar Teungku,” ucapnya.

Bila pendapat ini dapat diterima, maka perlu ada perubahan qanun yang mengatur lembaga MAA.

Sehingga secara ketatanegaraan memenuhi unsur yuridis, kekuatan adat yang diperkuat secara undang-undang. Dengan begitu, lembaga MAA menjadi lebih bermakna lagi.

Sebelumnya, Ganjar datang ke Aceh untuk melantik Pengurus Cabang (pengcab) Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) Lhokseumawe Raya masa bakti 2022-2027.

Selain itu, Ganjar juga berkesempatan menjadi pembicara dalam kuliah umum di Unimal. Ganjar juga menghadiri acara pengukuhan gelar guru besar Herman di GOR ACC Cunda Unimal, Kota Lhokseumawe, Aceh.

Ultimatum Wali Nanggroe dan MAA

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved