Internasional
Para Pemimpin Uni Eropa Kunjungi Kota Bucha, Melihat Kekejaman Pasukan Rusia
Para pemimpin Eropa melakukan kunjungan ke Kota Bucha, pinggiran Ibu Kota Kiev untuk melihat kekejaman pasukan Rusia terhadap warga sipil.
SERAMBINEWS.COM, KIEV - Para pemimpin Eropa melakukan kunjungan ke Kota Bucha, pinggiran Ibu Kota Kiev untuk melihat kekejaman pasukan Rusia terhadap warga sipil.
Sebelumnya, menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Jumat (8/4/2022).
Pertemuan itu bertepatan dengan serangan rudal pasukan Rusia ke kereta api untuk mengevakuasi warga sipil di Ukraina Timur.
“Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyi memulai pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan ke negara kami,” Kantor Presiden Ukraina tweeted .
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mentweet pada dia berada di Ukraina dan memulai kunjungannya di Bucha, salah satu dari beberapa situs dugaan kejahatan perang Rusia .
“Penting untuk memulai kunjungan saya di Bucha," ujar Ursula.
Baca juga: Uni Eropa Usir Ratusan Diplomat Rusia, Dituduh Sebagai Mata-mata, Kremlin Sebut Berpandangan Sempit
"Saya melihat kemanusiaan kita hancur," tambahnya.
"Pesan saya untuk rakyat Ukraina, mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman ini akan dibawa ke pengadilan," tambahnya.
"Perjuanganmu adalah perjuangan kami," tegasnya, merujuk perlawanan sengit tentara Ukraina ke pasukan Rusia.
"Saya di Kievuntuk memberi tahu Anda bahwa Eropa ada di pihak Anda," cuit von der Leyen, seperti dilansir Business Insider, Minggu (10/4/2022).
Wakil Presiden Komisi Eropa Josep Borrell Fontelles mengatakan Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal menemani mereka saat mereka mengunjungi daerah yang terkepung.
"Misi sipil kami untuk mendukung Jaksa Agung Ukraina dalam memberikan pelatihan dan peralatan untuk mendukung penyelidikan dan pengumpulan bukti," tweetnya.
Baca juga: VIDEO - Pembantaian Bucha Ternyata Palsu, Beredar Video di Bucha pada Tanggal 29 Maret
“Saya juga meluncurkan proyek senilai €7,5 juta untuk mendukung pengumpulan data orang hilang," tambahnya.
Perkembangan itu terjadi ketika Ukraina dihamta m serangan roket Rusia yang mengerikan.
Dimana, menewaskan sedikitnya 50 orang, termasuk lima anak-anak, di sebuah stasiun kereta api di kota timur Kramatorsk.