Internasional

Polandia Bersikap Rasis, Pengungsi Timur Tengah Disiksa, Pengungsi Ukraina Diterima Dengan Baik

Polisi Polandia bersikap rasis terhadap pengungsi dari dua wilayah berbeda, satu Muslim dan satu lagi Kristen atau Yahudi.

Editor: M Nur Pakar
AP
Polisi menahan para pengungsi Timur Tengah, setelah melintasi perbatasan dari Belarusia menuju Polandia, di Desa Usnarz Gorny, Polandia pada 19 Agustus 2021 

SERAMBINEWS.COM, LONDON- Polisi Polandia bersikap rasis terhadap pengungsi dari dua wilayah berbeda, satu Muslim dan satu lagi Kristen atau Yahudi.

Dilaporkan, pengungsi Timur Tengah ditahan secara sewenang-wenang oleh otoritas Polandia setelah menyeberang dari Belarus pada 2021.

Amnesty International telah mewawancarai para pencari suaka yang terjebak di Polandia yang mengungkap penderitaan yang mereka alami di tangan petugas perbatasan Polandia.

Banyak dari mereka ditahan di pusat penahanan Wedrzyn, yang menampung hingga 600 orang, di mana kepadatan terjadi.
Penjaga menyambut tahanan baru dengan mengatakan "selamat datang di Penjara Guantanamo."

Dilansir AP, Senin (11/4/2022), Khafiz, seorang pengungsi Suriah di Wedrzyn, kepada Amnesty mengatakan :

“Sebagian besar kami dibangunkan dengan suara tank dan helikopter, diikuti tembakan dan ledakan."

"Kadang-kadang berlangsung sepanjang hari,"

Seorang gadis menggendong adiknya di tempat penampungan sementara untuk pengungsi Ukraina di sebuah sekolah di Przemysl, dekat perbatasan Ukraina-Polandia pada 14 Maret 2022.
Seorang gadis menggendong adiknya di tempat penampungan sementara untuk pengungsi Ukraina di sebuah sekolah di Przemysl, dekat perbatasan Ukraina-Polandia pada 14 Maret 2022. (AFP/Louisa Gouliamaki/Getty Images)

Baca juga: Puluhan Anak Yatim-Piatu Ukraina dan Pengasuh Terbang ke Inggris dari Polandia

“Ketika Anda tidak punya tempat untuk pergi, tidak ada kegiatan mengalihkan pikiran Anda atau ruang untuk istirahat sejenak, ini tidak dapat ditoleransi.”

“Setelah semua penyiksaan di penjara di Suriah, ancaman terhadap keluarga saya, dan kemudian berbulan-bulan di jalan, saya pikir saya akhirnya hancur di Wedrzyn.”

Pengembalian paksa dengan kekerasan telah menjadi ciri lain dari perlakuan buruk Polandia.

Penjaga perbatasan dilaporkan memaksa para pengungsi untuk menandatangani dokumen yang mencakup informasi yang memberatkan.

Yezda, seorang wanita Irak-Kurdi, panik setelah pihak berwenang Polandia mengatakan kepadanya, dia, suaminya, dan tiga anaknya akan dikirim kembali ke Irak.

Dia mengancam akan mengambil nyawanya sendiri, tetapi pihak berwenang Polandia melanjutkan rencana untuk memaksa dia dan keluarganya kembali ke perjuangan yang telah mereka hindari.

Baca juga: Uni Emirat Arab Kirim Bantuan Darurat ke Ukraina, Dikirim Melalui Polandia

“Saya tahu saya tidak bisa kembali ke Irak dan saya siap mati di Polandia," kata Yezda.

"Saat saya menangis seperti itu, dua penjaga menahan saya dan suami saya, mengikat tangan kami ke belakang," tambahnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved