IAIN Langsa Buka 3 Program Studi Baru Jelang PMB Jalur UM-PTKIN

Laporan Zubir | Langsa 

SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa resmi membuka tiga Program Studi (Prodi) baru setelah terbitnya Keputusan Menteri Agama (KMA) RI tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi. 

Ketiga Prodi dibawah Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) itu, yakni Prodi Pemikiran Politik Islam (PPI), Prodi Psikologi Islam (PI), dan Prodi Sejarah Peradaban Islam (SPI). 

Demikian disampaikan Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Langsa, Dr. Muhammad Nasir, MA, Selasa (13/4/2022).

Menurut Dr. Muhammad Nasir, satu diantara ketiga Prodi tersebut yakni Prodi PPI sudah terlebih dahulu terbit KMA tepat sebelum penerimaan mahasiswa baru jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dibuka. 

Baca juga: Selamat! USK Masuk 10 Besar Perguruan Tinggi dengan Inovasi Terbaik Se-Indonesia

Menyusul Prodi PPI, Prodi PI dan SPI sudah mulai dapat dipilih oleh calon mahasiswa baru pada penerimaan mahasiswa baru jalur Ujian Masuk (UM) PTKIN yang dijadwalkan pendaftarannya pada tanggal 25 April – 4 Juni 2022 mendatang.

Untuk diketahui, Prodi Psikologi Islam merupakan Prodi satu-satunya dan yang pertama ada di PTKIN Aceh dan Sumatera Utara.

"Informasi lebih lanjut mengenai penerimaan mahasiswa baru dapat diakses di um-ptkin.ac.id atau pmb.iainlangsa.ac.id," paparnya.

Dekan FUAD menambahkan, saat ini pihaknya sedang menyiapkan sejumlah langkah-langkah operasional, mulai dari penunjukkan tim Prodi baru untuk melakukan sosialisasi.

Lalu, penyusunan kurikulum, penyusunan visi dan misi, melengkapi sarana dan prasarana Prodi baru termasuk tenaga dosen. 

Baca juga: Bayi Temuan di Bireuen Dalam Perawatan Medis, Polres Bireuen Cari Pelakunya

"Alhamdulillah untuk dosen juga sudah cukup. Pembukaan tiga Prodi baru ini telah melalui proses analisis kebutuhan di masyarakat," katanya. 

Kata Muhammad Nasir, untuk Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, Prodi Psikologi Islam belum ada, sementara kepentingan terhadap bidang keilmuan Psikolgi Islam cukup tinggi dalam masyarakat.

Begitu juga dengan Prodi Pemikiran Politik Islam juga di Aceh belum ada. Aceh memiliki kekhasan politik lokal dan kita sadar bahwa penerapan syariat islam.

Menjalankan otonomi khusus bidang pendidikan, menggerakkan otonomi khusus ini membutuhkan skil-skil politik.

"Saya rasa Pemerintah Aceh sangat memerlukan sarjana-sarjana pemikiran politik islam,” ujarnyaagi.