Ramadhan
Bue Peungat, Kuliner Khas Aceh Rayuek yang Terus Dilestarikan
Bue Peungat ini ketika dimasak dalam kuali menggunakan santan dan dilapisi daun pisang agar bue peungat tidak lengkap di kuali saat sudah matang.
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Asnawi I Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, ACEH BESAR - Pada Bulan Suci Ramadhan 1443 Hijriah, Bue Peungat (nasi serawa), kuliner khas Aceh Rayuek, menjadi makanan yang diminati juga untuk menu berbuka puasa.
Selain untuk acara kenduri yang menjadi adat dan istiadat gampong seperti acara kematian, acara tahun baru Islam.
Kaum wanita di Desa Lampaseh Krueng, Kecamatan Montasik, Aceh Besar, ini terus melestarikan makanan khas Aceh Besar.
Tokoh Perempuan Gampong Lampaseh Krueng, Kecamatan Montasik, Meutia didampingi Farida, mengatakan, makanan khas Aceh Besar bue peungat ini diracik dari bahan baku beras ketan, ubi ketela, pisang raja, kelapa santan, daun pandan, fanili, gula pasir, garam. Bahan ini diracik dan kemudian dibungkus menggunakan daun pisang berbentuk segitiga.
• VIDEO Pameran Kuliner Khas Aceh Hasil Produksi Nasabah Bank Wakaf Mikro di Dayah Babul Maghfirah
Bue Peungat ini ketika dimasak dalam kuali menggunakan santan dan dilapisi daun pisang agar bue peungat tidak lengkap di kuali saat sudah matang.
Memasak Bue Peungat ini bukan sembarang dan ini biasanya diracik memang orang yang berpengalaman agar hasil dan rasa istimewa.
Rasa Bue Peungat Kuliner Khas Aceh Rayuek ini sangat enak, wangi dan membuat kita menjadi ketagihan.
Masakan Bue Peungat ini menjadi makanan yang terus dilestarikan di Aceh Besar dan Bue Peungat ini juga menjadi tradisi dibungkus dan diantar ke rumah-rumah disaat acara kematian di Gampong.(*)