Berita Langsa
Menparekraf : di Mangrove Kuala Langsa Ada Bisnis Besar, Karbon Bisa Jadi Income
Kawasan Mangrove Kuala Langsa yang memiliki luas sekitar 8.000 hektar bisa menjadi bisnis besar, karbon yang dihasilkan bisa dijual atau diperdagangka
Penulis: Zubir | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Zubir | Langsa
SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Kawasan Mangrove Kuala Langsa yang memiliki luas sekitar 8.000 hektar bisa menjadi bisnis besar, karbon yang dihasilkan bisa dijual atau diperdagangkan.
"Saya titipkan ke Pak Wali agar di sini dipasang CCTV supaya tidak ada kegiatan ilegal," ujar Menparekraf, Sandiaga Salahudin Uno, disela meresmikan tower mangrove Kota Langsa ini.
Dijelaskan Sandiaga, karbon yang dihasilkan di kawasan hutan Mangrove ini bisa menjadi income (pemasukan) bagi Kota Langsa apabila dikelola dengan benar.
Karena karbon yang dihasilkan dari kawasan objek wisata hutan mangrove di Gampong Kuala Langsa ini bisa diperdagangkan.
Bahkan Menperagraf berjanji akan membantu proses sertifikasinya, supaya Hutan Mangrove Langsa ini bisa menjadi suatu aset, dan pendapatannya bisa dirasakan oleh masyarakat Kota Langsa.
Baca juga: Sandiaga Uno Takjub Berada di Puncak Tower Mangrove Forest Park Kota Langsa
Dikatakan Sandiaga, untuk menghidupkan objek wisata diperlukan infrastruktur, contohnya seperti yang telah dilakukan Wali Kota Langsa membangun Tower Mangrove ini.
Dirinya juga telah menugaskan Direktur Event Daerah Kemenparekraf, Reza Fahlevi, untuk melihat event baik regional ataupun internasional di sini, karena ini adalah hutan mangrove terbesar di Asia Tenggara.
"Menurut saya gimana kita terus mengembangkan objek wisata Hutan Mangrove Kota Langsa ini adalah dengan Event," tegasnya.
Jadi, timpal Sandiaga, event-event menggeliat bisa diciptakan di sini maka akan melihat lebih kuat lagi pariwisata di Kota Langsa ini dan bisa membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja.
Kemenparekraf juga mendorong inovasi adaptasi dan kolaborasi dengan tiga pola kebijakan, yaitu kebijakan regulasi dari Kementerian, kebijakan dukungan dan event.
"Dan terakhir adalah bentuk kahadiran kita di sini langkah konkrit kita untuk mendukung Langsa Kota Langsa ini menjadi destinasi wisata unggulan," pungkas Sandiaga Uno.
Sebelumnya Wali Kota Langsa, Uaman Abdullah atau Toke Seum, dalam sambutannya, mengatakan, pihaknya sabar menunggu kedatangan Menparekraf, Dr. H. Sandiaga Salahudin Uno.
"Karena kami berharap bangunan iconik Tower Mangrove Forest Parka Kota Langsa ini bisa diresmikan Pak Sandiaga sebagai salah satu sosok menteri yang populer dan banyak penggemar di kalangan anak muda melinial," akunya.
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Mangrove Langsa Pabrik Oksigen Terbesar di Asia Tenggara
Toke Seum juga sangat berharap pengaruh Sandiaga Uno akan turut mendongkrak popularitas Tower Mangrove Forest dan pariwisata Kota Langsa pada umumnya, sehingga jumlah kunjungan wisata ke daerah ini terus meningkat.
Toke Seum juga melaporkan kepada Sandiaga bahwa pada Tahun 2019 Kota Langsa telah menerima Penghargaan API Award dengan Mangrove Forest
Park nya meraih 2 penghargaan, yakni Kategori Ekowisata Terpopuler dan juga Juara Favorit API 2019.
Wali Kota juga mengisahkan bahwa Hutan mangrove Kota Langsa ini sekitar 20 tahun yang lalu masih rapat tajuknya dan besar-besar pohonnya.
Sinar matahari sulit menembus rapatnya dedaunan sehingga suasana selalu teduh, sejuk, dan segar. Lebih dari 30 spesies mangrove ada di kawasan hutan mangrove ini.
Hutan mangrove ini juga menjadi habitat berbagai jenis ikan dan satwa endemic, seperti lumba-lumba hijau dan burung Seriwang Asia atau burung tali pocong yang menarik perhatian komunitas burung internasional ketika diunggah di salah satu platform media sosial.
Baca juga: Banjir Bandang Porak-porandakan Puluhan Rumah di Aceh Tenggara, Ini Data Rumah Para Korban
Sayang hutan ini kemudian mengalami kerusakan. Banyak penebangan liar dan alih fungsi lahan menjadi areal pertambakan serta pengembangan pemukiman.
Semenjak hutan mangrove mengalami kerusakan maka abrasi dan intrusi air laut masuk ke kawasan pemukiman penduduk.
"Ketika kami tahun 2012 mulai memimpin Kota Langsa kami bertekad untuk memperbaiki kondisi hutan mangrove yang mulai rusak," ujarnya lagi.
Saat itu, Toke Seum mengalakkan reboisasi dengan menggandeng banyak pihak, mulai dari komunitas pecinta alam, perguruan tinggi, sekolah, dunia usaha, dan TNI/Polri.
Di samping upaya perbaikan kondisi hutan mangrove untuk mengembalikan fungsi ekologisnya.
Pihaknya juga mengupayakan agar fungsi ekonomisnya dapat dirasakan masyarakat.
"Untuk itulah hutan mangrove ini kami kembangkan sebagai destinasi wisata," tutup Toke Seum.
Sandiaga Uno Takjub
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno, mengaku takjub dan mengatakan amazing (luar biasa) terhadap Tower Mangrove Forest Park Kota Langsa ini.
"Saat berada di atas puncak tower mangrove, kita benar-benar merasakan satu sensasi," kata Sandiaga Uno, usai meresmikan Tower Mangrove Forest Park Kota Langsa.
Baca juga: Harga Mobil Bekas di Lhokseumawe Merangkak Naik
Sandiaga menambahkan, selain mata bisa memandang luasnya hamparan hutan mangrove Kuala Langsa tersebut.
Juga bisa dilihat laut Selat Malaka dan bisa melihat juga kapal-kapal melintas. Ini menjadi satu daya tarik sangat unik, dirasakan Sandiaga.
"Mangrove forest park ini berskala international, bukan kaleng-kaleng guys," ucap Sandiaga langsung dibarengi tepuk tangan para yang hadir.
Mangrove Langsa Pabrik Oksigen Terbesar di Asia Tenggara
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno, Jumat (15/4/2022) pagi ini meresmikan Tower Mangrove Forest Park Kota Langsa.
Hadir Wali Kota Langsa, Usman Abdullah, Wakil Wali Kota, Marzuki Hamid, Direktur Event Daerah, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf, Reza Fahlevi.
Lalu, Kadisbudpar Aceh, Jamaluddin, Konsulat Malaysia, Hisyamudin Mustafa, Kapolres Langsa, AKBP Agung Kanigoro, Dandim 0104/Atim, Letkol Inf Agus Al Fauzi, Kepala OPD, dan Forkopimda lainnya.
Dalam sambutannya, Manparegraf, Sandiaga Uno, mengatakan, ia seperti menemukan mutiara yang terpendam yang baru muncul di Kota Langsa ini.
Jika bisa dibrending maka kawasan mangrove menjadi pabrik oksigen terbesar di Asia Tenggara, di Hutan Mangrove Kuala Langsa.
Baca juga: Tahun 2022, Harga Serai Wangi tak Kunjung Wangi
Hutan mangrove Kuala Langsa ini memiliki luas 8.000 hektar yang ditumbuhi beragam varietes atau jenis pohon magrove tentunya akan terus menjadi bagian perjuangan ekowisata dan melawan perobahan iklim.
Menurut Sandiaga, Mangrove Kuala Langsa ini juga bukan saja layak menjadi ikon Provinsi Aceh tetapi juga sangat layak menjadi Ikon Indonesia, dan bisa diselenggarakan event internaional di sini.
Ini adalah bagian dari langkah pemerintah untuk membangkitkan okonomi dan membuka peluang usaha bagi masyarakat.
Sandiaga Uno mengapresiasikan Wali Kota Langsa yang hadir tepat waktu dan tepat saran dan mengembangkan objek wisata mangrove Kuala Langsa tersebut.
"Sehingga sebelum berakhir masa tugas Pak Wali, tower dan objek wisata mangrove ini sudah jadi, dan nanti mudah-mudahan pak wakil bisa melanjutkannya dengan terobosan-terobosan lain," ujarnya.
Sandiaga menambahkan, bahwa hal itu juga bagian dari New No Mon yaitu mulai bergerak dari melindungi kesehatan masyarakat Indonesia 2 tahun terakhir ke penataan ekonomi baru.
"Ini adalah berbasis pariwisata ekonomi kreatif, berbasis ekowisata dan keberlanjutan lingkungan hidup," pungkas Menparekraf.
Setelah meneken prasasti peresmian Tower Mangrove Forest Parka Kota Langsa dan memotong pita, selanjutnya Sandiaga Uno bersama Wali Kota dan lainnya langsung naik ke pucak menara tower yang memiliki ketinggian 46 meter dan 7 tingkat tersebut. (*)
Baca juga: Diduga Jual Solar Subsidi ke Nelayan, Seorang Kakek di Aceh Utara Ditangkap Polisi