Demo Menentang Pembakaran Al-Quran di Swedia Ricuh
Di Landskrona, sekitar 100 orang memblokade jalan, membakar ban dan mobil, serta melempar bebatuan.
Mereka melempari demonstran Stram Kurs dengan batu.
Paludan dilaporkan terkena lemparan batu di kakinya dalam insiden ini.
Aksi kelompok penentang ekstrem kanan kemudian dibubarkan polisi.
Selain itu, kerusuhan juga dilaporkan terjadi di ibu kota Stockholm, Linkoping, dan Norrkoping.
Semua tempat ini adalah lokasi demonstrasi yang direncanakan Stram Kurs.
Kendati memicu kericuhan di berbagai kota, kepolisian Swedia enggan melarang demonstrasi anti-Islam Stram Kurs.
Menurut juru bicara kepolisian di selatan Swedia, Kim Hild, alasannya adalah negaranya menjunjung tinggi kebebasan berpendapat.
“Hak demonstrasi dan menyatakan berpendapat ditimbang sangat berat dan berharga, dan harganya sangat mahal jika hal ini diabaikan,” kata Hild kepada kantor berita TT via Associated Press.
Baca juga: Finlandia dan Swedia Berencana Gabung NATO, Rusia Ancam dengan Serangan Nuklir
Baca juga: Pelajar Swedia Tikam dan Kapak Sampai Mati Pegawai Sekolah Malmo
Tanggapan PM Swedia
Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson buka suara usai politisi sayap kanan, Rasmus Paludan, membakar Al-Qur'an pada Kamis (14/4).
"Di Swedia orang-orang boleh mengekspresikan pendapat mereka, baik berselera baik atau buruk, itu adalah bagian demokrasi kita. Tak peduli, apa yang Anda pikirkan, Anda tak boleh menggunakan kekerasan," kata Anders seperti dikutip AFP pada Sabtu (16/4).
"Kami tak akan pernah menerimanya. Ini adalah jenis reaksi kekerasan yang dia (Paludan) ingin lihat. Tujuannya untuk menghasut orang agar saling melawan," katanya.
Kemenlu Indonesia Kecam Aksi Pembakaran Al-Qur'an di Swedia
Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengecam keras aksi pembakaran Al-Quran di Swedia.