Iskandar Usman Al-Farlaky Ingatkan Rekanan Percepat Bangun Lintas Peureulak-Lokop-Batas Gayo Lues
Berbagai aspirasi masyarakat setempat sudah dihimpun pihaknya, baik soal kualitas material, kendala pembangunan, dan juga kinerja para rekanan.
Politisi yang paling ngetol memperjuangkan pembangunan ruas ini juga meminta rekanan bisa berkordinasi dengan pihak PDAM Aceh Timur, menyusul adanya sejumlah kasus pipa milik PDAM terkena alat berat bekho saat pekerjaan jalan.
“Imbasnya, ada pipa bocor dan membanjiri jalan. Ini juga salah satu kendala di lapangan yang memperlambat proses pekerjaan. Kita maunya bisa dipacu," harap Iskandar Usman Al-Farlaky.
Baca juga: DPRA Tunjuk Iskandar Usman Al-Farlaky sebagai Ketua Pansus LKPJ Gubernur
Baca juga: Ciptakan Kenyamanan Bagi Pemudik, Satlantas Polres Aceh Singkil Tambal Jalan Berlubang
Baca juga: Kasus Korban Begal Jadi Tersangka Akhirnya Dihentikan, Amaq Sinta Sampaikan Terima Kasih ke Polri
Penuh Lumpur Saat Hujan, Banyak Debu Saat Kemarau
Sementara itu, di kawasan Aceh Timur, setidaknya ada tiga kecamatan yang berkaitan langsung dengan ruas jalan Peureulak-Lokop hingga perbatasan Gayo Lues. Warga yang tinggal di kawasan ini otomatis sangat berharap jalan tersebut cepat tuntas.
Keuchik Gampong Kabu, Kecamatan Peureulak Barat, Aceh Timur, Muhajir mengatakan, pihaknya sangat berharap jalan tersebut cepat tuntas dikerjakan.
Pasalnya, jika hujan lebat, kondisi badan jalan tersebut jadi berlumpur. Hal ini karena badan jalan sudah dikerok di sejumlah titik.
Akan tetapi, dalam kondisi musim kemarau atau tidak ada hujan, persoalan debu yang muncul. Hal ini tentu saja mengganggu para pelintas. Apalagi yang melintasi jalan ini bukan hanya warga beberapa kecamatan di kawasan Aceh Timur.
Saat ini, warga Kutacane tujuan Blang Keujeren pun menempuh jalur ini. Jarak tempuh yang pendek membuat mereka lebih memilih jalur ini ketimbang jalur Kutacane-Medan-Blang Keujeren.
Menurut pengamatan Muhajir di lapangan, pembangunan ruas jalan di segmen I belum mencapai 20 persen.
Lambatnya pengerjaan tentu saja mengganggu masyarakat. Apalagi dalam waktu dekat warga akan merayakan Hari Raya Idul Fitri.
"Saat musim hujan, saya pernah tak cuci mobil sebulan, karena penuh lumpur di badan jalan. Tidak ada manfaat kita cuci mobil," kata Muhajir kepada Serambi, Minggu (17/4/2022).
Namun, ketika hujan tak turun berpekan-pekan pun, kata Muhajir, juga menggangu para pelintas. Soalnya, debu tebal beterbangan. Kondisi ini praktis juga membuat ketidaknyamanan para pelintas.
Baca juga: Kapal Imigran Terbalik di Lepas Pantai Libya, PBB Sebut 35 Orang Tewas Dalam Musibah Itu
"Sekarang panas sekali, debu juga banyak sekali karena sudah berhari-hari tidak hujan, makanya warga di sini malas keluar kalau tidak penting-penting sekali," tandas pria ini.
Untung saja Gampong Kabu tempat Muhajir domisili berjarak sekitar 800 meter dari ruas jalan yang sedang dibangun itu. Sehingga tak setiap detik ia terganggu. Ini berbeda dengan warga yang letaknya berdekatan atau di pinggir ruas jalan tersebut. Mereka akan terus merana, selama pembangunannya tak kunjung selesai.
"Ya, warga di sini berharap rekanan bekerja optimallah, sehingga jalan tersebut bisa cepat kita manfaatkan," tandasnya.
Nasir, seorang staf rekanan yang membangun ruas jalan tersebut ketika dikonfirmasi Serambi pada Minggu (17/4/2022) malam enggan memberikan komentar. “Belum saya update ke lokasi. Untuk kemajuan progress, besok saya infokan,” katanya singkat melalui layanan pesan WhatsApp.