Berita Aceh Barat Daya
Mesin Potong Padi Milik Dinas Banyak yang Rusak
Mesin potong padi milik Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Aceh Barat Daya (Abdya) dilaporkan banyak yang rusak
BLANGPIDIE - Mesin potong padi milik Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Aceh Barat Daya (Abdya) dilaporkan banyak yang rusak.
Akibaynya, petani terpaksa memotong padi secara manual menggunakan arit atau sabit.
“Karena tidak ada mesin, maka kami terpaksa harus potong manual, meskipun harus mengeluarkan biaya yang besar,” kata petani di kawasan Keude Paya, Marwan, kepada Serambi, Sabtu (16/4/2022).
Dia menyebutkan, biaya yang dikeluarkan jika melakukan pemotongan manual berkisar Rp 600.000 sampai Rp 700.000 untuk lahan sawah ukuran satu naleh bibit (sekitar 1/3 hektare).
Ditambah ongkos angkat padi Rp 600.000 per naleh bibit dan ongkos perontok gabah Rp 10.000 per goni.
Sementara, jika panen menggunakan mesin potong (combine harvester), biaya yang dikeluarkan Rp 12.500 per goni isi 50 kg GKP, dan tidak perlu lagi tambahan biaya ongkos angkat padi dan biaya perontok gabah.
“Sangat jauh selisihnya, maka kami minta dinas harus ada solusi,” pinta Marwan.
Hal ini mendapat perhatian serius dari Anggota DPRK Abdya, Julinardi.
Baca juga: Datang Ke Aceh, Menteri Pertanian Potong Padi Bersama Secara Tradisional dan Modern di Aceh Besar
Baca juga: Mesin Potong Padi Terbatas, Sejumlah Petani di Abdya Potong Padi Pakai Tangan
Dia menyesalkan kurang tanggapnya pihak dinas atas masalah yang dihadapi petani.
“Harusnya persoalan seperti ini tidak terjadi, mengingat Distanpan Abdya memiliki anggaran yang cukup untuk perawatan mesin pemotong padi tersebut,” ucapnya.
Maka dari itu, Distanpan dia minta segera mencarikan solusi terbaik terhadap persoalan yang dihadapi petani saat ini.
Apalagi pertanian masuk dalam misi Bupati dan Wakil Bupati Abdya, yaitu meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui sektor riil pertanian.
Kepala Distanpan Abdya, drh Nasruddin saat dikonfirmasi Serambi membenarkan bahwa pihaknya saat ini masih kekurangan mesin pemotong padi (combine harvester).
“Iya, memang saat ini, kita hanya ada 11 unit mesin potong padi yang ready siap bekerja, selebihnya rusak,” ujarnya.
Maka dari itu, Nasruddin mengaku sudah menggelar rapat dengan bagian pengelola, dan meminta kepada pengelola untuk mendata mesin yang rusak dan segera diperbaiki.
“Kalau rusak sedang, maka kita perbaiki segera, kalau rusak berat, maka harus beli mesin baru,” cetusnya. (c50)
Baca juga: Mesin Potong Padi Terbatas, Sejumlah Petani di Abdya Potong Padi Pakai Tangan
Baca juga: Mesin Potong Padi Minim, Petani di Geumpang Masih Gunakan Cara Lama Saat Panen