Ramadhan 2022

Jatuh pada 10 Hari Terakhir Ramadhan, Ini Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar Diungkap Buya Yahya

Cara mendapatkan malam Lailatul Qadar dibeberkan oleh pendakwah sekaligus pendiri pondok pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
Ig @buyayahya_albahjah
Buya Yahya 

SERAMBINEWS.COM - Berikut cara mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Cara mendapatkan malam Lailatul Qadar dibeberkan oleh pendakwah sekaligus pendiri pondok pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya.

Tidak terasa puasa di bulan suci Ramadhan 1443 H telah memasuki 10 hari terakhir.

Di malam-malam terakhir ini, ada satu momen yang paling banyak dicari oleh umat Muslim yakni malam Lailatul Qadar.

Meski tidak ada satu pun yang mengetahui kapan datangnya malam Lailatul Qadar, tetapi Anda bisa berusaha untuk mendapatkannya.

Mengutip dari Instagram @bimasislam, Lailatul Qadar berada di bulan Ramadan pada sepuluh hari terakhir.

Baca juga: Doa Dianjurkan Saat Lailatul Qadar, Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan

Hal tersebut sesuai dengan hadits berikut:

"Lailatul Qadar berada di bulan Ramadan pada sepuluh hari terakhirnya, yaitu malam ke dua puluh satu, atau kedua puluh tiga, atau kedua puluh lima, atau kedua puluh tujuh, atau kedua puluh sembilan, atau akhir malam Ramadan.

Barangsiapa salat malam karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lampau dan dosa yang kemudian," HR. Imam Ahmad.

Oleh karena itu, di 10 malam terakhir bulan Ramadhan kita dianjurkan memperbanyak amalan dan ibadah.

Pengertian Lailatul Qadar, merupakan malam yang disebut lebih baik dari seribu bulan.

Lailatul Qadar adalah malam di bulan Ramadhan yang lebih baik dari seribu bulan.

Baca juga: Lailatul Qadar Jatuh pada 10 Hari Terakhir Ramadhan, Berikut 5 Amalan Dianjurkan

Dilansir Serambinews.com dari laman resmi buyayahya.org pada Senin (11/4/2022), Buya Yahya mengatakan bahwa Lailatul Qadar disebut juga sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Terkait bagaimana agar kita mendapatkan Lailatul Qadar, Buya menegaskan jika malam Lailatul qadar atau malam seribu bulan akan datang dan tidak harus dicari.

Sebab kata Buya, yang mencari Lailatul Qadar tidak akan menemukannya karena ia disembunyikan oleh Allah.

"Akan tetapi yang harus kita ketahui bahwa ia (Lailatul Qadar), pasti datang, ia pasti tiba. Ia datang tidak untuk semua, tapi ia datang untuk yang merindukannya," ujar Buya.

Layak atau tidaknya seseorang mendapatkan malam Lailatul Qadar, sebaiknya orang tersebut menanyakan ke hati dan dirinya apakah ia layak untuk mendapatkan Lailatul Qadar tersebut.

Lailatul Qadar tidak ada yang tahu kapan datangnya, apalagi kepada orang yang hatinya terdapat kelalaian sambung Buya.

Baca juga: Datangnya Lailatul Qadar di Antara Malam Ganjil Puasa Ramadhan, Ini Amalan Mendapatkannya

"Tanyakan ke hati kecil kita dengan penuh keinsyafan. Akankah lailatul qadar datang untuk kita? Karena tibanya tidak ada yang tahu bukanlah cara yang benar menanti kedatangannya sehari dan esok hari kita lalai," imbuh Buya.

Lailatul Qadar akan dipertemukan kepada orang yang benar-benar merindukannya atau yang menantinya setiap saat dengan cara rajin beribadah.

"Perindu sejati akan menanti setiap saat dan tidak ada baginya kecuali menanti. Itulah yang dilakukan manusia-manusia pilihan Allah. Hidupnya adalah untuk ibadah dan ibadah, untuk kebaikan dan kebaikan.

Begitu dekatnya hati mereka dengan Ramadhan dan lailatul qadar, maka ia akan selalu merasakan bahwa setiap saat adalah Ramadhan dan setiap saat ia duga tibanya lailatul qadar," sambung Buya.

Lebih lanjut kata Buya, tidak ada kata terlambat untuk beruntung dengan Ramadhan dan lailatul qadar selagi nyawa masih di kandung badan dan selagi kita dipertemukan oleh Allah dengan Ramadhan.

Saran Buya, berjuanglah saat ini juga untuk mendapatkan kemuliaan Ramadhan dan lailatul qadar.

Baca juga: Tanda-tanda, Keistimewaan, dan Amalan yang Sebaiknya Dilakukan saat Malam Lailatul Qadar

"Tidak ada perindu sejati yang menanti kedatangan yang dirindukannya dengan berjuang setengah hati. Tidak ada pecinta yang tulus enggan dengan kehadiran yang ia cintai.

Sebagai pungkasan mari cermati diri kita saat ini, bagaimana diri kita dengan Ramadhan dan lailatul qadar? Pantaskah kita mengaku merindukan Ramadhan dan lailatul qadar dengan kelalaian dan kemalasan kita? Wallahu a’lam bish-shawab," pungkas Buya Yahya. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Baca juga berita lainnya

Baca juga: Kapan Lebaran Idul Fitri 1443 H? Muhammadiyah Tetapkan 2 Mei 2022, Ini Kata Pemerintah

Baca juga: Kue Kering untuk Lebaran Tanpa Gunakan Mentega, Dijamin Lembut dan Wangi Pakai Tambahan 1 Bahan Ini

Baca juga: Dipaksa Menikah, Gadis Ini Kabur dan Tidur Dikuburan Selama 4 Tahun, Saat Ditemukan Keluarga Syok

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved