Internasional

Presiden China Xi Jinping Dukung Solusi Perselisihan Internasional, Tolak Sanksi Sepihak

Presiden China Xi Jinping, Kamis (21/4/2022) mengatakan pemerintahnya mendukung pembicaraan untuk menyelesaikan perselisihan internasional.

Editor: M Nur Pakar
AP
Presiden China Xi Jinping 

SERAMBINEWS.COM, BEIJING - Presiden China Xi Jinping, Kamis (21/4/2022) mengatakan pemerintahnya mendukung pembicaraan untuk menyelesaikan perselisihan internasional.

Dia mengatakan China tetap berkomitmen untuk menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua negara dan tidak mencampuri urusan dalam negeri mereka.

“Kami tetap berkomitmen untuk secara damai menyelesaikan perbedaan dan perselisihan antar negara melalui dialog dan konsultasi," ujarnya, seperti dilansir AP, Kamis(21/4/2022).

"Kami juga mendukung semua upaya yang kondusif untuk penyelesaian krisis secara damai," tambahnya.

Sebaliknya, Xi Jinping menolak standar ganda, dan menentang penggunaan sanksi sepihak serta yurisdiksi lengan panjang yang sewenang-wenang.

China telah mempertahankan dukungannya untuk Rusia meskipun ada perang di Ukraina dan telah menolak untuk menyebut konflik itu sebagai invasi.

Dia mengklaim Rusia diprovokasi oleh ekspansi NATO.

Baca juga: Senator AS Kunjungai Taiwan, China Gelar Latihan Militer Besar-Besaran

China juga abstain atau memilih dengan Rusia pada proposal baru-baru ini yang diajukan ke PBB .

China mengatakan pihaknya mempertahankan hubungan ekonomi normal antara negara-negara tersebut, bahkan ketika negara-negara lain telah memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan China selalu menentang sanksi sepihak dan yurisdiksi lengan panjang yang tidak memiliki dasar hukum internasional dan tidak disahkan oleh Dewan Keamanan (PBB).

"Sanksi bukanlah cara yang tepat untuk meredakan ketegangan, mengakhiri perang atau menghindari jatuhnya korban," ujarnya.

"Tetapi, hanya akan memperburuk konflik, meningkatkan limpahan dan membuat dunia membayar lebih," katanya.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbicara dengan rekannya dari China pada Rabu (20/4/2022) untuk pertama kalinya sejak menjabat lebih dari setahun yang lalu.

Austin, yang menyebut China sebagai tantangan jangka panjang utama militer AS, meminta percakapan telepon dengan Jenderal Wei Fenghe.

Dimana, Austi telah berbulan-bulan gagal berbicara dengan Jenderal Xu Qiliang, perwira berseragam tertinggi dalam struktur militer Partai Komunis.

Baca juga: Rusia Ujicoba Rudal Balistik Antarbenua, Pentagon Sebut Bukan Sebagai Ancaman Besar

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved