Inilah NII, Organisasi Terlarang yang Ingin Lengserkan Pemerintahan Jokowi, Sudah Berdiri Sejak 1949

Negara Islam Indonesia (NII) kembali menjadi perhatian publik akhir-akhir ini.

Editor: Amirullah
indiatvnews.com
Ilustrasi terorisme 

Perjanjian Renville ini dibentuk hanya untuk mengelabui orang-orang penting agar bersedia patuh terhadap Hindia Belanda.

Oleh sebab itu, Kartosoewirjo menolak dengan tegas semua perjanjian yang diadakan dengan Belanda.

Karena rasa kecewanya terhadap pemerintah pusat, Kartosoewirjo bertekad untuk membentuk Negara Islam Indonesia (NII).

Beberapa daerah yang menyatakan menjadi bagian dari NII adalah Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Aceh.

Terbentuknya NII kemudian memancing reaksi dari pemerintah Indonesia dengan menjalankan operasi untuk menangkap Kartosoewirjo.

Tidak ingin tinggal diam, Kartosoewirjo mengerahkan pasukannya dengan melakukan perang gerilya melawan pemerintah.

Kartosoewirjo memimpin pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Jawa Barat.

Selama tahun 1950-an, karena lemahnya pemerintah pusat dan koordinasi militer yang kurang baik memungkinkan Darul Islam untuk berkembang.

Mereka menguasai sepertiga Jawa Barat, bahkan melancarkan serangan sampai ke pinggiran Jakarta.

Alami Kekalahan Perang hingga Pendirinya Ditembak Mati

Pada 1959, Kartosoewirjo yang dianggap pemberontak berhasil dikepung oleh militer Indonesia di semua pangkalan gunung gerilyawan hingg memotong jalur pasukan dan pelarian mereka.

Pasukan NII diminta untuk memilih antara menyerah atau tewas di tempat.

Menanggapi perlawanan tersebut, Kartosoewirjo menyatakan Perang Total tahun 1961, di mana gerilyawan DI menggunakan taktik terror dan bandit terhadap warga sipil.

Ia juga mengirimkan salah seorang anggotanya pada Mei 1962 untuk melakukan upaya pembunuhan terhadap Soekarno saat ia sedang salat Idul Adha.

Baca juga: Terungkap, Organisasi Terlarang NII Rencanakan Kerusuhan Seperti yang Terjadi Tahun 1998

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved