Idul Fitri 1443 H

Kemenag, BRIN hingga BMKG Prediksi Lebaran Idul Fitri 2022 Serentak dengan Muhammadiyah, Kapan?

Kementerian Agama, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) hingga BMKG pun telah memprediksi jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1443 H/2022 M

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
KOMPAS.com/Iqbal Fahmi
Ratusan penganut Islam Aboge melaksanakan sholat Idul Fitri di Masjid Sayyid Kuning, Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa (27/6/2017).(KOMPAS.com/Iqbal Fahmi) 

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi 1 Syawal 1443 H atau Hari Raya Idul Fitri 1443 H akan jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.

Prediksi tersebut disampaikan oleh ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin.

Prediksi yang diutarakan Thomas tersebut sama dengan Muhammadiyah yang sebelumnya telah menetapkan 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.

Posisi bulan pada 29 Ramadhan 1443 H atau 1 Mei 2022 di wilayah Indonesia sudah berada pada batas kriteria baru MABIMS, yaitu tingginya di atas 3 derajat dan elongasi sekitar 6,4 derajat.

“Secara hisab, posisi bulan pada saat maghrib 1 Mei 2022 di wilayah Sumatera bagian utara dekat dengan batas kriteria elongasi 6,4 derajat,” ujar Thomas, dikutip dari Kompas.com, Kamis (21/4/2022).

Hisab kontemporer yang dilakukan Ibnu Zaid Abdo el-Moied juga menunjukkan beberapa wilayah di Sumatera sudah memenuhi kriteria elongasi 6,4 derajat dari MABIMS.

Pada 1 Mei 2022, sebagian wilayah Indonesia saat maghrib juga berkemungkinan untuk dapat melihat hilal menggunakan alat optik seperti binokuler atau teleskop.

Baca juga: Pemko Lhokseumawe Tiadakan Takbir Keliling pada Malam Lebaran Idul Fitri Tahun Ini

3. BMKG

Kepala Stasiun UPT BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar, Andi Azhar Rusdin SSi MSc dalam siaran pers, Senin (25/5/2022) menyebut pengamatan secara Rukyatul Hilal pada 1 Mei 2022 hilal berpotensi terlihat.

“Untuk data perhitungan (hisab) ketinggian hilal di Provinsi Aceh berkisar 5,38 derajat di Singkil hingga 5,57 derajat di Sabang, adapun elongasi  6,25 derajat di Subulussalam hingga 6,35 derajat di Sabang,” katanya.

Menurut kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik. 

“Untuk mengawali bulan Syawal 1443 H (2022 M) umat Islam Indonesia sebaiknya menunggu pengumuman Menteri Agama Republik Indonesia melalui Sidang Isbat yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2022 setelah proses pengamatan hilal,” ujar Andi Azhar.

Konjungsi (Ijtimak) awal bulan Syawal 1443 H di Indonesia terjadi sebelum Matahari Terbenam pada hari Minggu, 1 Mei 2022 M, pukul 03.27 WIB atau 04.27 WITA atau 05.27 WIT.

Terbenam Matahari, paling awal terjadi di Merauke (Papua) pukul 17.29 WIT dan paling akhir pukul 18.45 WIB di Sabang, (Aceh).

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved