Idul Fitri 1443 H

Jemaah Tarekat Naqsyabandiyah Berlebaran Besok, Pemerintah Diprediksi Serentak dengan Muhammadiyah

Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah Al Jalaliyah di Sumatera Utara telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1443 H jatuh pada Minggu 1 Mei 2022.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Tribun Medan/Fredy Santoso
Puluhan Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah di Suamtera Utara. 

Jemaah Tarekat Naqsyabandiyah Berlebaran Besok, Pemerintah Diprediksi Serentak dengan Muhammadiyah

SERAMBINEWS.COM, MEDAN – Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah Al Jalaliyah di Sumatera Utara (Sumut) telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1443 H jatuh pada Minggu, 1 Mei 2022.

Penetapan 1 Syawal 1443 Hijriah itu sesuai dengan perhitungan kalender hisab qamariyah.

"Sesuai ketetapan dari bandar tinggi selaku pesantren pusat kita 1 Syawal 1443 H bertepatan pada 1 Mei 2022.Dan akan di laksanakan Salat Idul Fitri di rumah suluk DS marendal 1 Deliserdang," kata anggota jemaah Tarekat Naqsabandiyah, Syekh Muda Markum, Jumat (29/4/2022).

Markum mengatakan, pelaksanaan salat Idul Fitri akan diadakan di dua lokasi, yaitu di Bandar Tinggi dan Simalungun.

"Kalau salat Ied akan dilaksanakan di Marendal dan juga di Pesantren Bandar Tinggi yang akan menggelar Salat Idul Fitri," ujarnya, dikutip dari Tribun-Medan.com.

Baca juga: Cara Rasulullah Merayakan Idul Fitri, Bertakbir hingga Rute Shalat Ied, Simak Penjelasan Tgk Umar

Baca juga: Apakah Idul Fitri 1443 Hijriah Serentak dengan Muhammadiyah? Ini Prediksi Kemenag, BRIN dan BMKG

Sementra itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah juga sudah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1443 H/2022 M.

Penetapan tersebut dikeluarkan melalui Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 H.

Dalam maklumat itu disebutkan bahwa 1 Syawal 1443 H atau Lebaran 2022 akan jatuh pada hari Senin, 2 Mei 2022.

Kendati demikian, pemerintah dalam hal ini belum menetapkan kapan 1 Syawal 1443 H atau Hari Raya Idul Fitri 1443 H/2022.

Pemerintah baru akan menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1443 H/2022 melalui keputusan Sidang Isbat yang akan digelar pada Minggu (1/5/2022) sore.

Meski begitu, sejumlah lembaga telah memprediksi kapan Lebaran 2022 atau Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah akan dimulai.

Kementerian Agama, Badan Ristet dan Inovasi Nasional (BRIN) hingga BMKG pun telah memprediksi jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1443 H.

Baca juga: Bagaimana Hukum Main Kembang Api dan Teot Bude Trieng Menyambut Idul Fitri? Ini Kata Tgk Muhazzir

1. Kementerian Agama

Menurut Kementerian Agama (Kemenag), secara hisab posisi hilal di Indonesia pada Minggu, 1 Mei 2022 sore sudah terlihat.

Sehingga kemungkinan hari raya Idul Fitri menurut pemerintah akan serentak dengan Muhammadiyah yang jatuh pada tanggal yang sama.

"Ada kemungkinan (jatuh di tanggal yang sama), tetapi tetap menunggu hasil sidang isbat," ujar Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin, dilansir Kompas.com, Senin (25/4/2022).

Sidang Isbat penentuan 1 Syawal 1443 H akan berlangsung pada Minggu (1/5/2022) petang.

Kamaruddin menjelaskan, pada 29 Ramadhan 1443 H yang bertepatan dengan 1 Mei 2022, tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat.

"Artinya, secara hisab, pada hari tersebut posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS," kata Kamaruddin.

Baca juga: Kumpulan 40 Link Download Twibbon Hari Raya Idul Fitri 2022, Bisa Langsung Pakai & Disebar ke Medsos

2. BRIN

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi 1 Syawal 1443 H atau Hari Raya Idul Fitri 1443 H akan jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.

Prediksi tersebut disampaikan oleh ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin.

Prediksi yang diutarakan Thomas tersebut sama dengan Muhammadiyah yang sebelumnya telah menetapkan 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022.

Posisi bulan pada 29 Ramadhan 1443 H atau 1 Mei 2022 di wilayah Indonesia sudah berada pada batas kriteria baru MABIMS, yaitu tingginya di atas 3 derajat dan elongasi sekitar 6,4 derajat.

“Secara hisab, posisi bulan pada saat maghrib 1 Mei 2022 di wilayah Sumatera bagian utara dekat dengan batas kriteria elongasi 6,4 derajat,” ujar Thomas, dikutip dari Kompas.com, Kamis (21/4/2022).

Hisab kontemporer yang dilakukan Ibnu Zaid Abdo el-Moied juga menunjukkan beberapa wilayah di Sumatera sudah memenuhi kriteria elongasi 6,4 derajat dari MABIMS.

Pada 1 Mei 2022, sebagian wilayah Indonesia saat maghrib juga berkemungkinan untuk dapat melihat hilal menggunakan alat optik seperti binokuler atau teleskop.

3. BMKG

Kepala Stasiun UPT BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar, Andi Azhar Rusdin SSi MSc dalam siaran pers, Senin (25/5/2022) menyebut pengamatan secara Rukyatul Hilal pada 1 Mei 2022 hilal berpotensi terlihat.

“Untuk data penghitungan (hisab) ketinggian hilal di Provinsi Aceh berkisar 5,38 derajat di Singkil hingga 5,57 derajat di Sabang, adapun elongasi  6,25 derajat di Subulussalam hingga 6,35 derajat di Sabang,” katanya.

Menurut kriteria baru MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik. 

“Untuk mengawali bulan Syawal 1443 H (2022 M) umat Islam Indonesia sebaiknya menunggu pengumuman Menteri Agama Republik Indonesia melalui Sidang Isbat yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2022 setelah proses pengamatan hilal,” ujar Andi Azhar.

Konjungsi (Ijtimak) awal bulan Syawal 1443 H di Indonesia terjadi sebelum Matahari Terbenam pada hari Minggu, 1 Mei 2022 M, pukul 03.27 WIB atau 04.27 WITA atau 05.27 WIT.

Terbenam Matahari, paling awal terjadi di Merauke (Papua) pukul 17.29 WIT dan paling akhir pukul 18.45 WIB di Sabang, (Aceh).

Tinggi Hilal saat matahari terbenam berkisar antara terendah sebesar 3,79⁰ di Merauke (Papua) sampai dengan tertinggi sebesar 5,57⁰ di Sabang (Aceh).

Elongasi saat Matahari terbenam terkecil terjadi sebesar 4,88⁰ di Oksibil (Papua) sampai dengan terbesar 6,35⁰ di Sabang (Aceh).

Umur Bulan saat Matahari terbenam berkisar dari yang termuda sebesar 12,03 jam di Merauke (Papua) sampai dengan yang tertua sebesar 15,30 jam di Sabang (Aceh).

Lag atau selisih terbenamnya Matahari dan terbenamnya Bulan berkisar antara 19,19 menit di Merauke (Papua) sampai dengan 27,07 menit di Sabang (Aceh).

Kecerlangan Bulan (FIB) saat Matahari terbenam berkisar antara 0,18 persen di Oksibil (Papua) sampai dengan 0,31 persen di Sabang (Aceh). (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

IDUL FITRI 1443 H

RAMADHAN 2022

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved