Internasional
Trump Jr Sebut Ukraina Negara Paling Korup di Dunia, AS Seharusnya Tidak Memberi Bantuan Uang
Donald Trump Jr, putra presiden Amerika Serikat ke-45, mengklaim Ukraina, negara paling korup di dunia.
SERAMBINEWS.COM, LOS ANGELES - Donald Trump Jr, putra presiden Amerika Serikat ke-45, mengklaim Ukraina, negara paling korup di dunia.
Dia menanggapi Presiden AS Joe Biden yang meminta Kongres untuk menyetujui paket bantuan senilai $33 miliar untuk negara yang dilanda perang itu.
Biden telah mengusulkan bantuan keamanan, ekonomi dan kemanusiaan sebesar $33 miliar untuk membantu Ukraina yang disebutnya momen sangat penting.
Karena, pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin mengalihkan serangan ke wilayah timur negara itu .
Meminta Kongres untuk menyetujui paket itu secepat mungkin, Biden mengatakan:
"Kami tidak bisa berdiam diri saat Rusia melanjutkan kekejaman dan agresi mereka di Ukraina."
Baca juga: Joe Biden Akan Tampung Ilmuwan Top Rusia, Sebaliknya Siap Menyita Aset Oligarki Rusia untuk Ukraina
"Setiap hari Ukraina membayar dengan nyawa mereka untuk pertarungan ini," ujar Biden.
"Kita perlu menyumbangkan senjata, pendanaan, amunisi, dan dukungan ekonomi untuk membuat keberanian dan pengorbanan mereka," tambahnya.
"Sehingga mereka dapat melanjutkan pertarungan ini dan melakukan apa yang mereka lakukan," harap Biden.
Menurut pejabat senior, proposal, yang mencakup $20,4 miliar bantuan militer, $8,5 miliar bantuan ekonomi, dan $3 miliar bantuan kemanusiaan.
Hal itu diperlukan untuk memungkinkan keberhasilan Ukraina selama lima bulan ke depan dalam perang ini.
Menanggapi laporan tersebut, putra sulung mantan presiden Donald Trump menyarankan dana yang dikirim oleh AS akan dijarah oleh politisi korup Ukraina.
Baca juga: TV Rusia Laporkan Kremlin Rencanakan Serangan Nuklir ke Eropa, Pemberi Bantuan Senjata ke Ukraina
"Pasti sulit, bagaimana kalau kita menggunakannya untuk membantu orang Amerika yang membutuhkan? tanya Trump Jr.
"Atau mungkin untuk mengamankan perbatasan kita? tambahnya.
"Mungkin untu membuat sektor energi kita berjalan lagi atau pendidikan," ujarnya.
"Tidak, sebaliknya kita akan memberikannya kepada salah satu negara paling korup di dunia, di mana saya yakin sebagian besar akan dijarah oleh politisi korup," tulisnya di Twitter.
Pemimpin Republik itu sebelumnya diejek karena menyarankan agar ayahnya bergabung dengan sekutu NATO untuk pembicaraan berisiko tinggi tentang perang di Ukraina.
“Mengirim Biden ke Eropa untuk 'Taruhan Tinggi' NATO hanya akan membuat musuh kita semakin berani dan jika Anda ingin menyelesaikan sesuatu dengan benar, kirim Trump," cuitnya di Maret 2022.
Baca juga: NATO Persiapkan Latihan Militer Besar-Besaran, Siap Hadang Invasi Rusia ke Tetangga Ukraina
Permintaan tambahan baru senilai $33 miliar ditujukan untuk menyediakan dana yang memungkinkan Washington mengisi kembali persediaan senjata yang telah ditarik untuk dikirim ke angkatan bersenjata Ukraina.
Biden menambahkan tahap bantuan sebelumnya telah memungkinkan AS dan sekutu NAT untuk memfasilitasi aliran senjata dan sistem ke Ukraina.
Termasuk tank, artileri, dan senjata lainnya, yang dikirimkan dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya".
Meskipun AS telah mengesampingkan pengiriman pasukan ke Ukraina untuk melawan pasukan Rusia, namun Washington dan sekutu NATO telah memasok senjata.
Seperti drone, artileri berat Howitzer, anti-pesawat Stinger dan rudal anti-tank Javelin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji langkah sangat penting yang diambil oleh Biden.
Baca juga: Ukraina Tuduh Pasukan Rusia di Kharkiv Siksa Petugas Paramedis Sebelum Ditembak Mati
"Saya berterima kasih kepada rakyat Amerika dan secara pribadi kepada presiden Biden untuk itu," ujarnya.
"Saya berharap Kongres akan segera menyetujui permintaan bantuan ini kepada negara kita," katanya dalam pidato video larut malam di Kiev.(*)