Internasional

Ukraina Evakuasi 100 Warga Sipil Darii Pabrik Baja Mariupol, Pejuang Tetap Terjebak di Bunker

PBB bersama pasukan Ukraina dan Rusia sepakat mengevakuasi 100 lebih warga sipil dari pabrik baja Azovstal yang terkepung di kota pelabuhan Mariupol,

Editor: M Nur Pakar
AFP
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy 

SERAMBINEWS.COM KIEV - PBB bersama pasukan Ukraina dan Rusia sepakat mengevakuasi 100 lebih warga sipil dari pabrik baja Azovstal yang terkepung di kota pelabuhan Mariupol, Minggu (1/5/2022).

Evakuasi pabrik baja Azovstal yang terkepung di kota pelabuhan Mariupol telah dimulai, dengan kelompok awal 100 warga sipil dalam perjalanan ke wilayah yang dikuasai Ukraina, kata Presiden Volodymyr Zelenskyy.

“Evakuasi warga sipil dari Azovstal dimulai dengan kelompok pertama berjumlah 100 orang yang sudah menuju ke area yang dikendalikan," kata Presiden Volodymyr Zelenskyy.

"Besok saya akan bertemu mereka di Zaporizhzhia,” ujarnya.

“Sekarang mereka, bersama dengan pejabat PBB yang sedang mengerjakan evakuasi warga sipil lainnya dari pabrik,” katanya.

Tetapi, para pejuang dan tentara Ukraina masih tetap terjebak di bunker bawah tanah.

Mereka belum diizinkan untuk dievakuasi oleh Rusia.

Sebelumnya PBB telah mengkonfirmasi operasi jalur aman sedang berlangsung di Azovstal yang dikoordinasikan oleh ICRC (Komite Internasional Palang Merah) dan pasukan Rusia dan Ukraina.

Baca juga: Istri Pembela Pabrik Baja Mariupol Meminta Suaminya dan Lainnya Dievakuasi, Khawatir Dibunuh

Secara terpisah, media Rusia mengkonfirmasi bahwa 40 warga sipil telah meninggalkan pabrik baja Azovstal dan dibawa ke wilayah yang dikuasai Rusia di timur.

Badan TASS mengatakan 18 pria, 14 wanita dan delapan anak-anak dibawa ke Bezimenne, sebuah desa di antara Mariupol dan perbatasan Rusia.

Dalam sebuah posting di Telegram, Andriy Yermak, kepala kantor Zelensky mengatakan itu hanya tahap pertama.

"Evakuasi warga sipil dari kota Mariupol, khususnya dari pabrik metalurgi Azovstal, dimulai ," tulisnya

dia mengatakan langkah itu melibatkan lebih dari 100 wanita, anak-anak, dan orang tua.

“Itu adalah operasi yang sulit dan masih ada banyak pekerjaan di depan, tetapi tidak ada yang akan menghentikan kami," jelasnya.

Baca juga: Presiden Ukraina Tuduh Rusia Ciptakan Kamp Konsentrasi di Kota Terkepung dan Hancur Mariupol

Pabrik besi dan baja Azovstal yang luas adalah pertahanan terakhir pasukan Ukraina di Mariupol setelah serangan gencar selama berminggu-minggu oleh militer Rusia.

Mariupol, pusat strategis penting yang menghubungkan bagian selatan dan timur Ukraina yang dikuasai Rusia.

Beberapa ratus tentara dan warga sipil Ukraina berlindung di labirin terowongan bawah tanah era Soviet di bawah pabrik baja, banyak di antaranya memerlukan perhatian medis.

Nasib mereka telah menuai kecaman di seluruh dunia.

Membentang lebih dari 11 kilometer persegi, kompleks Azovstal merupakan deretan jalur kereta api, gudang, tungku batu bara, pabrik, cerobong asap, dan terowongan yang dipandang ideal untuk perang gerilya.(*)

Baca juga: Tentara Ukraina Serang Pasukan Rusia, Ingin Bebaskan Pejuang dan Warga Sipil di Pabrik Baja Mariupol

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved