Puasa
Mana Lebih Utama Didahulukan, Silaturahmi atau Puasa 6 Hari Syawal? Ini Penjelasan Ketua IKADI Aceh
Lalu mana yang lebih utama didahulukan, silaturahmi atau puasa 6 hari di bulan Syawal? Ini Penjelasan Ketua IKADI Aceh.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Taufik Hidayat
SERAMBINEWS.COM - Salah satu ibadah yang utama setelah Ramadhan adalah puasa 6 hari di bulan Syawal.
Disebutkan bahwa berpuasa 6 hari di bulan Syawal akan mendapat pahala seperti berpuasa selama setahun penuh sebagaimana HR Muslim nomor 1164.
Umat muslim di Indonesia pada umumnya baru saja menyelesai shalat Idul Fitri 1443 H dan merayakan lebaran pada Senin (2/5/2022).
Hal itu berdasarkan hasil sidang isbat penentuan 1 Syawal 1443 H yang disampaikan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas dalam jumpa pers yang digelar sehari sebelum lebaran.
Baca juga: Top Skor Liga Spanyol Karim Benzema Ucapkan Selamat Idul Fitri: Taqabbalallahu Minna wa Minkum
Meski demikian, tidak boleh dilupakan bahwa ada sunnah lain yang pahalanya tak kalah besar yakni menyambung silaturahmi di hari Idul Fitri dan setelah lebaran.
Lalu mana yang lebih utama didahulukan, silaturahmi atau puasa 6 hari di bulan Syawal? Ini Penjelasan Ketua IKADI Aceh.
Ketua Umum Pengurus Wilayah Ikatan Dai Indonesia (PW IKADI) Aceh, Ustaz Dr Safrilsyah Syarif menjelaskan, kedua sunnah tersebut sama-sama besar pahalanya.
Hanya saja, silaturahmi lebaran itu merupakan momentum khusus yang berbeda suasananya dengan di luar lebaran, terlebih setelah habis masa-masa cuti dan kembali masuk kerja.
"Silaturahmi ke rumah guru-guru kita, atau dikunjungi kerabat dan keluarga terdekat. Kalau sambil puasa, seperti ada yang kurang," jelas Ustaz Safril saat dihubungi Serambinews.com, Selasa (3/5/2022).
Baca juga: Puasa Syawal, Pahalanya Menyamai Pahala Puasa Selama Satu Tahun Penuh
Menurutnya, jangan sampai puasa sunnah mengurangi nilai-nilai silaturahmi.
Sebab silaturahmi merupakan sunnah yang selalu dijaga dan diamalkan oleh Rasulullah SAW dengan keutamaan yang tak kalah besar dengan puasa sunnah bulan Syawal.
"Menjalin silaturahmi saat lebaran sama utamanya dengan puasa bulan Syawal. Saya pribadi, kalau dalam keadaan bepergian atau berkunjung, puasa Syawalnya ditunda dulu ke hari berikutnya," jelas Ustaz Safril.
Dalam sebuah hadits disebutkan, siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi. (HR Bukhari nomor 5985 dan Muslim nomor 2557)
"Dengan demikian, dahulukan silaturahmi," kata Ustaz Safril.
Ketua IKADI Aceh itu menjelaskan, tidak ada jadwal khusus apakah puasa 6 hari harus dilaksanakan di awal Syawal atau tidak.
Kemudian, lanjutnya, tidak ada juga keterangan yang menyebutkan bahwa puasa 6 yang dilaksanakan secara beruntun lebih utama dibandingkan dengan puasa secara selang-seling.
Yang terpenting, puasa 6 hari di bulan Syawal tidak boleh dilakukan pada 1 Syawal atau saat melaksanakan shalat Idul Fitri.
"Haram hukumnya berpuasa pada 1 Syawal, karena itu waktu yang dilarang berpuasa dan dianjurkan untuk merayakannya," jelas Ustaz Safril.
Baca juga: Cerita Zaqhlul Ammar, Juara Kaligrafi MTR XXI 2022 se-Aceh yang Tak Mau Menyerah saat Gagal
Selebihnya, bebas kapan berpuasa 6 hari pada bulan Syawal selama belum memasuki bulan berikutnya yakni Dzulqaidah.
Untuk itu, ketika waktunya silaturahmi lebaran, Ustaz Safril menyarankan agar menunda terlebih dahulu puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal.
Meski demikian, ia juga tidak menafikkan bahwa ada perbedaan pendapat mengenai mana yang lebih utama antara puasa sunnah dengan silaturahmi lebaran.
"Perbedaan pendapat itu rahmat. Bagi yang memang ingin melaksanakannya di awal Syawal karena alasan tertentu, silakan saja. Tidak perlu diributkan," katanya.
Keutamaan dan Niat Puasa 6 Hari di Bulan Syawal
Ketua IKADI Aceh, Ustaz Dr Safrilsyah Syarif menjelaskan, keutamaan puasa 6 hari di bulan Syawal menurut hadits shahih akan mendapat pahala seperti berpuasa selama setahun penuh.
Keutamaan tersebut disebutkan dalam hadits riwayat (HR) Muslim nomor 1164.
"Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun," jelas Ustaz Safril mengutip hadits tersebut saat dihubungi Serambinews.com, Selasa (3/5/2022).
Ketua IKADI Aceh itu juga menyampaikan, puasa 6 hari di bulan Syawal penting sekali dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah.
Rasa syukur tersebut karena sudah dikaruniai umur panjang dan melawati Ramadhan hingga berlebaran dengan penuh suka cita.
Ustaz Safril bercerita, banyak di antara umat manusia yang Allah pulangkan lebih dulu saat Ramadhan, bahkan sebelum memasuki bulan puasa.
Bagi yang masih diberi umur panjang, kesehatan dan dipertemukan dengan Syawal, sudah selayaknya mengaktualisasikan rasa syukur tersebut dengan meningkatkan ketaqwaan.
Salah satunya dengan berpuasa 6 hari di bulan Syawal.
Selain itu, tidak ada yang tahu apakah ibadah kita selama Ramadhan kemarin diterima atau tidak.
Dengan demikian, kata Ustaz Safril, puasa di bulan Syawal sebagai bagian menyempurnakannya.
"Kalau tidak bersyukur dengan syawal, biasanya perut mulai berat dan macam-macam penyakit mulai berdatangan. Salah satu pemicunya karena makan tak lagi teratur seperti saat Ramadhan dulu," ungkapnya.
Baca juga: Berikut Puasa 6 Hari di Bulan Syawal, Simak Bacaan Niat dan Keutamaannya
Niat Puasa 6 Hari Syawal
Pada dasarnya niat sudah terpenuhi bila tiga hal ini sudah diikrarkan.
Pertama nawaitu (sengaja aku); kedua sebutkan ibadahnya; dan ketiga niatkan karena Allah SWT.
Berikut selengkapnya niat puasa 6 hari di bulan Syawal:
"Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ".
Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.
Dalam keterangan lain disebutkan, bagi orang yang masih memiliki tanggungan utang puasa wajib seperti puasa Ramadhan atau puasa nazar, hukumnya menjadi makruh, bahkan bisa jadi haram melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal.
Demikian penjelasan Ketua IKADI Aceh terkait mana yang lebih utama didahulukan antara silaturahmi atau puasa 6 hari di bulan Syawal. Semoga bermanfaat! (Serambinews.com/Sara Masroni)