Berita Banda Aceh

31 Orang Meninggal di Jalan, Terbanyak Aceh Timur dan Bireuen

Sejak dimulainya arus mudik hingga arus balik, tercatat ada 79 kasus kecelakaan yang terjadi, dengan korban meninggal dunia mencapai 31 orang

Editor: bakri
FOR SERAMBINEWS.COM
Padatnya arus balik Lebaran Idul Fitri ini diwarnai dengan sejumlah insiden kecelakaan, seperti yang terjadi di Kecamatan Lembah Seulawah, Jumat pagi kemarin, antara bus Pelangi dan Toyota Innova. 

* Puncak Arus Balik Sabtu dan Minggu

BANDA ACEH - Kasus kecelakaan lalu lintas meningkat selama arus mudik dan balik Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah ini.

Sejak dimulainya arus mudik hingga arus balik, tercatat ada 79 kasus kecelakaan yang terjadi, dengan korban meninggal dunia mencapai 31 orang.

“Kasus meninggal dunia sebanyak 31 orang,” kata Dirlantas Polda Aceh, Kombes Pol Dicky Sondani, dalam keterangannya kepada Serambi, Jumat (6/5/2022).

Data tersebut tercatat dari tanggal 25 April hingga 5 Mei 2022.

Dicky menyebutkan, korban meninggal terbanyak saat ini berada di wilayah hukum Polres Aceh Timur.

Dari delapan kasus kecelakaan yang terjadi, sebanyak 6 orang meninggal dunia.

Berikutnya di wilayah hukum Polres Bireuen, dimana dari 13 kasus kecelakaan yang terjadi, sebanyak 5 orang meningga dunia.

Sedangkan di Kabupaten Pidie, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, dan Kabupaten Nagan Raya, masing-masing tercatat tiga orang meninggal dunia.

Kemudian di Aceh Besar, Pidie Jaya, Langsa, Aceh Selatan, Subulussalam, Bener Meriah, masing-masing 1 orang, dan Aceh Tamiang 2 orang meninggal.

Baca juga: 124.581 Warga di Aceh Mudik ke Berbagai Daerah, Termasuk Perjalanan Wisata Selama Libur Lebaran

Baca juga: 124 Ribu Warga Aceh Melakukan Perjalanan Mudik dan Liburan

“Sejak 25 April hingga 5 Mei terjadi 78 kasus kecelakaan.

Tambah satu kasus bus Pelangi dan mobil pribadi di Seunapet Seulawah hari ini (kemarin).

Hari ini cuma satu kasus saja,” sebutnya.

Dalam insiden kecelakaan di Senapet itu disebutkan 5 orang mengalami luka berat, 118 orang luka ringan, dan kerugian materil sebesar Rp 113.100.000.

Terkait hal itu, Dicky mengimbau para pengendara agar menjadikan keselamatan sebagai prioritas utama.

Dia mengungkapkan, dari hasil analisis pihaknya, faktor utama penyebab kecelakaan saat arus mudik/balik lebaran adalah faktor manusia.

“Ini dianggap faktor paling rawan terjadinya kecelakaan.

Kurangnya disiplin pengendara dan tidak patuh pada aturan lalu lintas,” ujar Dirlantas.

Faktor berikutnya adalah kondisi kelelahan yang dialami pengemudi, tipografi wilayah, dan kondisi jalan.

“Kondisi jalan yang lebar, lurus, ini sering menjadi musuh utama pengemudi, juga kondisi jalan menanjak dan curam bertikungan juga sangat rawan,” tambahnya.

Selain faktor manusia, faktor kendaraan yang digunakan juga ikut mempengaruhi, termasuk juga faktor cuaca.

Arus balik

Dirlantas Polda Aceh, Kombes Pol Dicky Sondani juga menyampaikan bahwa puncak arus balik Lebaran Idul Fitri akan terjadi mulai Sabtu (7/5/2022) malam hingga Minggu (8/5/2022) malam.

Warga yang sebelumnya pulang untuk berlebaran di kampung halaman, akan kembali ke Banda Aceh dan kota-kota lainnya di Aceh untuk beraktivitas.

“Puncak arus balik di Aceh malam Minggu dan malam Senin, karena pegawai negeri dan swasta sudah habis liburannya.

Senin sudah kerja kembali,” kata Kombes Pol Dicky Sondani.

Untuk itu, dia mengimbau para pemudik agar sebaiknya melakukan perjalanan pada siang hari.

Selain untuk mengantisipasi padatnya arus lalu lintas, perjalanan pada malam hari juga dikhawatirkan rentan terjadi insiden yang tidak diinginkan, karena sopir yang kelelahan dan cepat mengantuk.

“Pemudik lebih baik jalan siang hari saja, karena kalau malam lebih rawan ngantuk dan sekarang sudah musim hujan, penglihatan pasti berkurang saat hujan di malam hari,” tuturnya.

Pantauan Dirlantas, sebagian pemudik sudah ada yang pulang sejak Jumat kemarin karena tidak mau mengalami kemacetan pada hari Sabtu hingga Minggu malam.

Sebelumnya, Dicky telah mengimbau masyarakat yang sedang mudik agar balik lebih awal untuk menghindari terjadinya kemacetan.

Sangat padat

Di tempat terpisah, Kapolres Bireuen, AKBP Mike Hardy Wirapraja SIK MH melalui Kasat Lantas Polres Bireuen, AKP Andrew Agrifina Prima Putra SIK juga menyampaikan perkiraan puncak arus balik akan terjadi pada Sabtu dan Minggu.

Kasat Lantas mengatakan, kondisi arus lalu lintas di Bireuen sejak dua hari terakhir sangat padat.

Bahkan di beberapa persimpangan, kendaraan terpaksa harus berjalan merayap sangking padatnya.

Kawasan paling padat dia sebutkan, mulai di Keude Gandapura, Peusangan, Cot Ijue, dan Cot Bada.

Kemudian kawasan Simpang Empat Bireuen, kawasan SPBU Reuleut, Keude Jeunieb, maupun kawasan objek wisata Batee Iliek, Samalanga.

Mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas dan menghindari insiden kecelakaan, Kapolres Bireuen mengharapkan para pengendara untuk berhati-hati dan tidak saling mendahului.

Kemudian pada setiap persimpangan yang sangat padat, diharapkan bersabar dan mematuhi setiap rambu-rambu lalu lintas.

Wisatawan Menginap di Pelabuhan

DI sisi lain, arus kunjungan wisatawan ke Sabang selama libur Lebaran Idul Fitri ini melonjak tajam, mencapai 3.000-an orang per hari.

Mereka datang dari Sumatera Utara dan berbagai kabupaten/kota di Aceh.

Sangking banyaknya, para wisatawan itu banyak yang tidak terangkut kapal penyeberangan ke Balohan, Sabang, sehingga mereka terpaksa menginap di terminal Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh.

Padahal jadwal pelayaran telah ditambah.

"Operasional kapal dari Pelabuhan Ulee Lhue ke Balohan Sabang itu sampai pukul 23.00 WIB pada Kamis (5/5/2022), dan mereka yang tidak terangkut menginap di terminal Ulee Lheue," kata Koordinator Pelabuhan Ulee Lheue, Ismayadi, di Banda Aceh, Jumat (6/5/2022) sebagaimana dilansir kantor berita Antara.

Para wisatawan dikatakannya, memanfaatkan ruang tunggu sebagai tempat istirahat dengan hanya membentangkan sekedar alas seperti tikar.

Mereka menunggu kapal yang berangkat ke Balohan keesokan paginya.

Selain di terminal, para wisatawan juga memanfaatkan mushalla pelabuhan untuk beristirahat dan tidur pada malam hari.

"Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan tertib.

Dan hari ini sudah didatangkan toilet mobil dari BPBA," katanya menambahkan.

Sementara itu, petugas Pelabuhan Ulee Lheue, Ismail, menyebutkan, sebagian wisatawan yang menginap karena tidak terangkut kapal juga ikut memasak nasi dan lauk di komplek pelabuhan.

"Mereka juga membawa peralatan masak dan memasak di komplek Pelabuhan Ulee Lhue.

Mungkin dengan cara begitu, agar pengeluarannya lebih hemat," kata dia menjelaskan.

Koordinator Pelabuhan Ulee Lheue, Ismayadi, juga menyampaikan, keberangkatan kapal feri dan kapal cepat sejak beberapa hari terakhir telah ditambah, yakni menjadi rata-rata tujuh trip setiap harinya.

Meningkat tajam

Ismayadi melalui petugas lapangan, Maulizan, menyebutkan, selama lebaran Idul Fitri ini, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sabang meningkat tajam antara 2.800-3.900 orang per hari.

“Tingginya kunjungan ke Sabang sudah terlihat pada lebaran kedua, Selasa (3/5/2022).

Pada hari itu, jumlah penumpang mencapai 2.899 orang dan yang tiba di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lhueu hanya 1.658 orang,” sebutnya.

Pada hari ketiga lebaran, Rabu (4/5/2022), jumlah yang berangkat ke Sabang bertambah lagi menjadi 3.952 orang, sedangkan yang tiba di Pelabuhan Ulee Lheue sebanyak 2.817 orang.

Lalu pada hari keempat, jumlah yang berangkat ke Sabang sebanyak 3.821 orang dan yang tiba di Banda Aceh sebanyak 2.625 orang.

Menurut Maulizan, jumlah yang berangkat dan kembali itu hampir sama setiap harinya karena dipengeruhi oleh ketersediaan akomodasi atau tempat penginapan yang ada di Sabang, dimana jumlahnya sangat terbatas.

“Jika jumlah tempat penginapan di sana lebih banyak, maka orang yang akan menginap di Sabang menjadi lebih banyak lagi,” ujarnya.

Maulizan melanjutkan, umumnya orang yang datang ke Sabang ingin menginap dua sampai tiga hari untuk berlibur bersama keluarga.

Tetapi karena jumlah penginapan sangat terbatas, sebagian mereka yang datang banyak yang pulang hari.

“Pagi pukul 08.00 WIB mereka berangkat dengan kapal cepat, dan sorenya pukul 16.00 WIB pulang kembali ke Banda Aceh dengan kapal cepat lagi,” ungkap Maulizan.

Pengamat Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Rustam Effendi yang dimintai tanggapannya mengatakan, masih sedikitnya jumlah penginapan memang masih menjadi kelemahan Sabang.

Dia yakin, jika jumlah penginapan di Sabang mampu menampung 3.000 pengunjung seperti pada liburan Lebaran Idul Fitri ini, maka jumlah orang yang kembali akan jauh berbeda dengan jumlah yang berangkat.

“Itu artinya, banyak orang yang berkunjung ke Sabang, karena tidak dapat tempat penginapan mereka pulang hari.

Padahal kalau tempat penginapannya banyak, mereka akan berada di Sabang dua sampai tiga hari,” ujar Rustam.

Rustam pun berharap, kehadiran Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) hendaknya dapat memotivasi pengusaha lokal untuk membangun fasilitas akomodasi wisata, sehinga jumlah wisatawan yang menginap di Sabang menjadi lebih banyak lagi.

“Itu akan menjadi nilai tambah bagi peningkatan pendapatan masyarakat Sabang, terutama bagi penyedia wisata kuliner, jasa transportasi dan lainnya,” demikian Rustam Effendi. (dan/her/yus/ant)

Baca juga: Selama Mudik Lebaran, Jasa Raharja Sudah Serahkan Santunan Kecelakaan hingga Rp 55,4 Miliar

Baca juga: Polri Ungkap Angka Kecelakaan pada Mudik Tahun Ini Menurun

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved