Berita Aceh Utara
Proses Belajar Mengajar Hari Pertama Terhenti Akibat Sekolah Terendam Banjir
Proses belajar mengajar (PBM) pada hari pertama setelah Idul Fitri 1443 Hijriah di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 5 Aceh Utara di Gampong Mee
Biasanya kalau terendam seperti ini, kata Abdullah Is, airnya baru kering sekitar tiga hari, baru kemudian dapat dibersihkan ruangan belajar yang dibawa lumpur.
“Memang ada ruangan yang sudah ditinggikan, tapi airnya tetap masuk dengan ketinggian sekitar 10 sentimeter,” ujar Kepala MTsN 5 Aceh Utara.
Disebutkan, dampak dari banjir tersebut bukan hanya menyebabkan PBM terhenti, tapi juga mobiler juga ikut rusak.
“Persoalan ini sudah pernah kami sampaikan ke Kementerian Agama.
Karena itu, kami berharap agar dalam tahun ini halaman sekolah bisa ditimbun dan ruangan belajar dapat direhab,” harap Abdullah Is.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara, Jamaluddin MPd menyebutkan, proses belajar mengajar pada hari pertama masuk sekolah setelah libur lebaran berlangsung normal dan lancar.
“Tidak ada sekolah yang terendam, semua berlangsung lancar proses belajar mengajarnya,” pungkas Jamaluddin MPd.
Puluhan Hektare Sawah Terendam
Keuchik Meunasah Lawang, Kecamatan Matangkuli, Muhammad Gade kepada Serambi, menyebutkan, selain ratusan rumah warga, banjir juga merendam seratusan hektare sawah yang baru siap tanam sekitar sebulan lebih.
Akibatnya, padi yang sedang tumbuh itu tertimbun dengan lumpur yang dibawa banjir.
“Sehingga rawan terjadi mati bila terik matahari.
Karena, lumpur tersebut yang terus disinari matahari itu menjadi panas, sehingga daun padi ikut menjadi panas dan kemudian menguning,” kata Muhammad Gade.
Hal ini, kata Keuchik Lawang seperti yang terjadi sebelumnya.
Karena, tahun ini saja sudah delapan kali kawasan Matangkuli terendam banjir. (jaf)
Baca juga: Banjir Rob Terjang Rumah Warga di Johan Pahlawan
Baca juga: Disdikbud Lhokseumawe Masih Tetap Gelar PBM Tatap Muka Secara Terbatas, Begini Penerapannya