Berita Aceh Timur
Sumur Minyak Bekas Terbakar di Aceh Timur Ditutup Permanen
Pemkab Aceh Timur, bersama Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Pertamina, TNI/Polri, dan Muspika Ranto Peureulak, menutup secara permanen sumur
IDI - Pemkab Aceh Timur, bersama Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Pertamina, TNI/Polri, dan Muspika Ranto Peureulak, menutup secara permanen sumur minyak tradisional yang pernah terbakar dan menelan korban di Desa Mata Ie, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Rabu (11/5/2022).
Seperti diketahui, sumur minyak tradisional itu terbakar pada Jumat (11/3/2022) malam lalu yang menyebabkan tiga pekerja meninggal dunia.
Camat Ranto Peureulak, Mukhtardin SSos MAP, kepada Serambi, kemarin, mengatakan, penutupan sumur bekas terbakar itu dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut terhadap perintah Bupati Aceh Timur dan keinginan semua pihak terkait dengan tujuan semata-mata untuk melindungi masyarakat agar musibah serupa tidak terjadi lagi.
"Sumur minyak itu sudah ditutup secara permanen dengan cara disemen dan tidak bisa diganggu lagi.
Sumur tersebut dijaga oleh aparat keamanan hingga semen kering sekitar pukul 21.00 WIB nanti malam (tadi malam-red)," jelas Camat.
Sumur yang ditutup itu, lanjutnya, hanya sumur bekas terbakar saja.
Artinya, masyarakat tetap dibolehkan mencari rezeki melalui aktivitas pengeboran minyak tradisional tersebut di sumur-sumur lain.
"Pemerintah saat ini dilematis terkait aspirasi masyarakat yang meminta aktivitas pengeboran minyak secara tradisional itu dilegalkan.
Karenanya, Pemkab Aceh Timur tetap memberikan izin kepada masyarakat untuk menjalankan aktivitas tersebut untuk mencari rezeki.
Baca juga: Tamiang Miliki Sumur Minyak Baru
Baca juga: Dapat Petunjuk dalam Mimpi, Pria Ini Gali Sumur Dekat Rumah, Ternyata Isinya Harta Karun
Namun, Bupati mengimbau masyarakat atau pekerja tetap berhati-hati agar musibah kebakaran yang menimbulkan korban jiwa tidak terjadi lagi," ungkap Mukhtardin.
Ia menambahkan, masyarakat harus hati-hati saat melakukan pengeboran.
Pasalnya, radius 50 meter sekeliling sumur biasanya ada gas dan pada malam hari gas mengendap di tanah karena embun, sehingga harus hati-hati karena rawan terbakar.
"Kita (Muspika Ranto Peureulak) juga sudah berkoordinasi dengan pihak BPMA dan Pertamina, memohon agar sesegera mungkin memberikan sosialisasi terkait bahaya dan pencegahan di lokasi pengeboran minyak secara tradisional.
Kita juga memohon agar BPMA dan Pertamina memberikan alat pelindung diri bagi pekerja karena aktivitas itu terkait dengan keselamatan lingkungan dan jiwa pekerja," jelas Camat. (c49)
Baca juga: Sumur Bor Semburkan Lumpur Bercampur Gas, DLH Pidie Turunkan Petugas
Baca juga: Sumur Minyak Baru di Aceh Tamiang Mulai Dibor