Konflik Rusia vs Ukraina

Jika Finlandia dan Swedia Nekat Gabung NATO, Rusia Peringatkan Barat Soal Potensi Perang Nuklir

Medvedev juga menuturkan, peningkatan dukungan militer Barat ke Ukraina ikut memicu konflik antara Rusia dan NATO.

Editor: Amirullah
Selebaran / Kementerian Pertahanan Rusia / AFP
Cuplikan video handout yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 20 April 2022 menunjukkan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat di lapangan pengujian Plesetsk, Rusia. Presiden Rusia mengatakan bahwa Rusia telah berhasil menguji rudal balistik antarbenua Sarmat, mengatakan generasi berikutnya yang mampu membawa muatan nuklir akan membuat musuh Kremlin "berpikir dua kali." 

Penulis: Inza Maliana

SERAMBINEWS.COM - Perang nuklir berpotensi terjadi jika dua negara, Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO.

Hal ini disampaikan oleh Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.

Selain itu, Medvedev juga menuturkan, peningkatan dukungan militer Barat ke Ukraina ikut memicu konflik antara Rusia dan NATO.

Menurutnya, konflik-konflik tersebut bisa membawa risiko berubah menjadi perang nuklir besar-besaran.

"Negara-negara NATO memompa senjata ke Ukraina, melatih pasukan untuk menggunakan peralatan Barat, mengirim tentara bayaran dan latihan negara-negara Aliansi di dekat perbatasan kita meningkatkan kemungkinan konflik langsung dan terbuka antara NATO dan Rusia," katanya dalam sebuah posting Telegram, dikutip dari Reuters.

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev (AFP/Alexey NIKOLSKY / Sputnik)

"Konflik seperti itu selalu memiliki risiko berubah menjadi perang nuklir besar-besaran."

"Ini akan menjadi skenario bencana bagi semua orang," tambahnya.

Seperti diketahui, Rusia dan Amerika Serikat merupakan negara yang memiliki kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Rusia memiliki sekitar 6.257 hulu ledak nuklir.

Sementara, tiga kekuatan nuklir NATO, dari Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, memiliki sekitar 6.065 hulu ledak gabungan.

Hal ini menurut Asosiasi Kontrol Senjata yang berbasis di Washington.

Putin juga mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia.

Untuk itu, Putin mengklaim Moskow harus bertahan melawan penganiayaan terhadap orang-orang Rusia.

Putin, yang mengatakan Ukraina dan Rusia pada dasarnya adalah satu orang, menyebut perang itu sebagai konfrontasi yang tak terhindarkan dengan Amerika Serikat.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved