Berita Abdya

PT Mon Jambee Pastikan Tetap Tampung Sawit Petani Abdya

“Alhamdulillah, sampai saat ini kita tetap menampung TBS petani,” ujar Humas PMKS PT Mon Jambee, Kalmi.

Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Antrean mobil pengangkut TBS sawit di PMKS PT Mon Jambee, Abdya. 

“Alhamdulillah, sampai saat ini kita tetap menampung TBS petani,” ujar Humas PMKS PT Mon Jambee, Kalmi.

Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya 

SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT Mon Jambee, Kecamatan Babahrot, Aceh Barat Daya (Abdya) memastikan tetap menampung sawit petani setempat dan sekitar.

Hal tersebut disampaikan oleh Humas PMKS PT Mon Jambee, Kalmi merespon terkait banyaknya PKS dan agen pengepul yang tak menampung sawit petani.

“Alhamdulillah, sampai saat ini kita tetap menampung TBS petani,” ujar Humas PMKS PT Mon Jambee, Kalmi.

Namun, Kalmi mengakui bahwa saat ini stok TBS di PMKS PT Mon Jambee, sangat banyak bahkan berlimpah.

Meski stok berlimpah, tambahnya, pihaknya tetap menampung sawit milik petani.

“Tapi, kami meminta kepada sopir truk untuk bersabar dan tidak memaksa kehendak, dan kami pastikan, semua sawit yang diantar tetap kita terima, tapi harus bersabar,” katanya. 

Menurutnya, harga TBS yang diterima di PT Mon Jambee Rp 1.900 per kilogram, harga tersebut dinilai paling tinggi, mengingat ada beberapa PKS di Subulussalam dan Nagan Raya yang sudah tutup.

Baca juga: Harga Beli TBS Kelapa Sawit Rendah, Petani Sawit Aceh Jaya Mengeluh

Jika masih menampung TBS, maka harga hanya Rp 1.500 per kilogram. 

“Insya Allah, kalau sopir sabar, insya Allah Pak Haji, tetap menampung TBS petani,” pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, pengusaha pengepul sawit di kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dikabarkan menolak atau mogok membeli tandan buah segar (TBS) kelapa sawit petani.

Kabarnya, penolakan atau mogok itu disebabkan belum stabilnya harga TBS sejak sepekan terakhir.

Akibat belum stabilnya harga TBS itu, banyak agen pengepul merugi.

Salah seorang agen pengepul di kecamatan Babahrot, Yusran Adek dikonfirmasi Serambinews.com, membenarkan bahwa pihaknya untuk sementara waktu melakukan mogok dan tidak melakukan pembelian TBS petani.

“Iya benar, untuk sementara waktu kita tidak membeli TBS dulu,” ujar salah seorang agen pengepul di kecamatan Babahrot, Yusran Adek.

Hal itu, kata Yusran, dipicu harga TBS yang setiap harinya terjadi turun naik atau tidak stabil.

Sehingga pihaknya tidak berani membeli TBS petani. 

“Ini karena setiap harinya terjadi perubahan harga,” sebutnya.

Menurutnya, dengan terjadi perubahan harga TBS setiap hari berimbas para agen pengepul menjadi rugi.

“Pagi kami beli harga tinggi, sampai di pabrik malam hari. Saat malam, harganya sudah turun. Kami selaku pengepul, akan dibayar dengan harga malam hari atau harga rendah, kalau begini terus, maka kami akan rugi, makanya kami memilih mogok tampung TBS,” ungkapnya. 

Untuk itu, ia meminta kepada pemerintah dan pihak terkait serius, menangani persoalan tersebu.

Jika tidak petani akan merugi, karena TBS tidak tahu dijual ke mana.

“Kami berharap, semua pihak serius, dan kejelasan harga, sehingga petani tidak menjadi korban,”  pungkasnya. (*)

Baca juga: Harga TBS Kelapa Sawit di Aceh Selatan, Warga Harap Pemerintah Jaga Kestabilan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved