Selebriti
Ivan Gunawan Tak Juga Nikahi Ayu Ting Ting, Alasannya Terjawab, Status Putri Ozak Pun Terkuak
Rupanya, komitmen tak menikah dengan Ayu Ting Ting itu telah dibicarakan pria yang akrab disapa Igun itu.
Kapan waktu yang tepat untuk menikah memang tidak memiliki ukuran yang pasti.
Setiap orang tentunya memiliki perhitungannya masing-masing sebelum menetapkan waktu pernikahan. Termasuk soal usia untuk menikah.
Tak bisa dipungkiri, banyak orang yang mendambakan untuk menikah dan memiliki anak di usia muda dengan berbagai alasannya.
Di samping itu, tak sedikit pula yang mengingatkan risiko menikah di usia muda, salah satunya adalah rentan terhadap perceraian.
Mengenai usia yang tepat untuk menikah, sejumlah penelitian yang fokus pada persoalan pernikahan memberikan jawaban untuk hal ini.
Dilansir dari IFL Science, 13 September 2017, berikut adalah penjelasan mengenai usia terbaik untuk menikah berdasarkan pertimbangan sains.
Usia terbaik untuk menikah
Sebuah penelitian dilakukan oleh Institute of Family Studies (IFS) University of Utah, melalui tingkat pernikahan dan perceraian di Amerika Serikat (AS).
Dalam penelitian tersebut, terkait pernikahan pertama, mereka mengungkapkan bahwa orang yang menikah di usia akhir 20-an memiliki kemungkinan bercerai yang paling kecil.
Sedangkan pernikahan di usia remaja memiliki risiko perceraian tinggi. Hal itu disebabkan stigma sosial, pihak keluarga, dan kepribadian masing-masing individu kerap kali memicu perceraian yang cepat.
Sementara itu, secara rata-rata, tingkat perceraian mulai menurun pada pernikahan di usia 40-an. Data ini didapatkan dari statistik pada tahun 1995.
Seiring perkembangan waktu, perubahan juga turut terjadi. Dari statistik di tahun 2006 hingga 2010, risiko perceraian pada pernikahan usia remaja tetap tertinggi dan risiko perceraian pada pernikahan usia akhir 20-an atau awal 30-an tetap paling rendah.
Namun, risiko perceraian pada usia pertengahan 40-an justru meningkat dan hampir menyamai risiko perceraian pada usia remaja.
Menurut para peneliti di IFS, ketika dikaitkan dengan jenis kelamin responden, ras, usia, pendidikan, tradisi agama, dan riwayat seksual, tren perceraian meningkat pasca usia 30-an.
Faktanya, setelah melewati usia 32 tahun, kemungkinan perceraian meningkat hingga 5 persen setiap tahun.