Breaking News

Internasional

Satu Dari 25 Muslim Uighur Dihukum Dengan Terorisme, Xinjiang Jadi Penjara Terpadat di Dunia

Hampir satu dari 25 Muslim Uighur di China telah dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan terkait terorisme.

Editor: M Nur Pakar
AFP/GREG BAKER
Sebuah bangunan yang diyakini sebagai tempat pendidikan ulang atau cuci otak kaum minoritas Muslim Uighur di Artux, utara Kashgar, Provinsi Xinjiang, China pada 2 Juni 2019. 

AP mengautentikasinya melalui wawancara dengan delapan orang Uighur yang mengenali 194 orang dalam daftar.

Baca juga: Museum Holokus Yahudi di AS Kumpulkan Bukti Penindasan China Terhadap Muslim Uighur

Serta pemberitahuan hukum, rekaman panggilan telepon dengan pejabat China dan pemeriksaan alamat, ulang tahun, dan nomor identitas.

Daftar tersebut tidak termasuk orang-orang dengan tuduhan kriminal biasa seperti pembunuhan atau pencurian.

Sebaliknya, ini berfokus pada pelanggaran yang terkait dengan terorisme, ekstremisme agama, atau tuduhan samar yang secara tradisional digunakan terhadap pembangkang politik.

Seperti memprovokasi pertengkaran dan memprovokasi masalah.

Ini berarti jumlah sebenarnya orang yang dipenjara hampir pasti lebih tinggi.

Tetapi bahkan pada perkiraan konservatif, tingkat hukuman penjara di wilayah Konasheher lebih dari 10 kali lebih tinggi daripada Amerika Serikat, salah satu penjara terkemuka di dunia, menurut statistik Departemen Kehakiman.

Juga lebih dari 30 kali lebih tinggi daripada China secara keseluruhan, menurut statistik negara dari 2013, terakhir kali angka tersebut dirilis.

Baca juga: Israel Akhirnya Bergabung dengan AS, Kritik Tindakan Keras China ke Muslim Uighur

Darren Byler, seorang ahli sistem penahanan massal Xinjiang, mengatakan sebagian besar penangkapan sewenang-wenang dan di luar hukum.

Orang-orang ditahan karena memiliki kerabat di luar negeri atau mengunduh aplikasi ponsel tertentu.

Dia telah mendokumentasikan kuota penangkapan untuk polisi setempat, dalam beberapa kasus mengakibatkan laki-laki dari seluruh desa ditangkap dan seluruh keluarga diusir dari rumah mereka.

“Ini benar-benar luar biasa,” kata Byler.

“Tidak ada lokasi lain yang kami lihat seluruh populasi orang digambarkan sebagai teroris atau dilihat sebagai teroris," katanya.

"Negara sedang mencoba untuk membingkai ulang narasi dan mengatakan, Anda tahu, semua orang ini sebenarnya adalah penjahat," tambahnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved