Breaking News

Opini

Gowes Pakaian Ketat Permainkan Syariat

Gowes sebenarnya sudah lama menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Aceh khususnya yang notabene telah lama menerapkan syariat Islam

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Gowes Pakaian Ketat Permainkan Syariat
FOR SERAMBINEWS.COM
Deni Mulyadi S HI MA, Dosen Dayah Mahasiswa STIS Ummul Ayman Pidie Jaya, Mahasiswa Doktoral UIN Ar-Raniry dan Pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh

Oleh Deni Mulyadi S HI MA,  Dosen Dayah Mahasiswa STIS Ummul Ayman Pidie Jaya, Mahasiswa Doktoral UIN Ar-Raniry dan Pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh

BUKAN hal baru, gowes sebenarnya sudah lama menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Aceh khususnya yang notabene telah lama menerapkan syariat Islam.

Namun, seolah kembali menyiram bensin, viralnya tour gowes yang diselenggarakan oleh Tour De Aceh dengan mengundang salah satu artis papan atas Indonesia dengan melakukan kegiatan gowes mengelilingi sebagian wilayah Aceh dengan dalih mempromosikan tempat perwisataan yang terdapat di Aceh.

Tidak ada yang salah dengan tujuan utama ini.

Namun, yang sangat disayangkan adalah kenapa harus perempuan yang menggunakan pakaian ketat, dan laki-laki yang tidak menutup aurat dengan bebasnya memamerkan sesuatu yang jelas-jelas bertentangan dengan syariat.

Ironisnya lagi, tren ini juga ikut “digandrungi” oleh beberapa oknum pejabat berikut dengan istri-istrinya.

Seolah menegaskan bahwa tidak apa-apa berpakaian ketat dan tidak menutup aurat di depan khalayak ramai jika dilabeli dengan olahraga agar menyongsong hidup sehat.

Bahkan ada yang berdalih mana mungkin gowes dengan menggunakan jubah atau gamis.

Tidak ingatkah mereka bagaimana perkasanya perempuan-perempuan di masa Nabi Muhammad yang berperang mengendarai kuda tanpa sedikit pun menampakkan aurat mereka.

Gowes Tour de Aceh Etape yang diadakan Pemerintah Aceh belum lama ini jelas-jelas mencoreng nilai Syariat Islam di Aceh dan bahkan mirisnya lagi mereka mendapatkan pengawalan dari pihak keamanan yang terkesan hal-hal seperti ini wajar dan dilindungi.

Baca juga: Aktivis Dayah Kritik Gowes Tour de Aceh, Pakai Celana Pendek dan Melanggar Syariat Islam

Baca juga: Tour de Aceh 2022 Wujud Promosi Wisata di Aceh Tengah, Pesepeda Kayuh Sepeda di Danau Lut Tawar

Sekilas kita pasti berpikir, seberani itukah pemerintah Aceh dalam bertindak.

Tidak ingatkah kita bagaimana perjuangan Rasulullah dalam memperjuangkan martabat perempuan.

Dan dengan mudahnya kita rendahkan derajat tinggi perempuan.

Seolah tidak punya nyali untuk menjadi diri sendiri.

Cara berpakaian mengikuti orang lain, bahkan yang terparah cara memandang dunia ini juga diatur oleh peradaban lainnya.

Tidak ada yang salah dengan hobi, apalagi hobi yang bermanfaat bagi kesehatan.

Carilah kegiatan yang tidak menjatuhkan diri dalam kelalaian meninggalkan perintah Allah.

Semakin hari semakin banyak kita menyaksikan warga yang mulai melakukan gowes di waktu senggangnya.

Pesepeda yang semakin mudah kita temui di jalanan, bahkan ada yang membuat komunitas khusus untuk menyalurkan hobi ini.

Bersepeda selain sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan juga menjadi salah satu olahraga yang banyak memberikan manfaat bagi tubuh manusia terutama untuk kesehatan jantung.

Namun, melihat fenomena sekarang, bersepeda bukan sepenuhnya dilakukan untuk benar- benar berolahraga, namun telah menjadi tren yang hanya ingin terlihat keren dan bergaya.

Seperti halnya pelanggaran yang dilakukan beberapa oknum beberapa hari ini dianggap sangat mencoreng nama baik Nanggroe Serambi Makkah kita tercinta ini, bersepeda dengan menggunakan pakaian ketat bahkan ada yang tanpa berjilbab dan kaum laki-laki pula mempertontonkan auratnya dengan menggunakan celana pendek sungguh bukanlah budaya kita rakyat Aceh.

Sebagian dari kita telah terlena dan larut dalam budaya “ngikut”.

Mengikuti budaya gowes boleh-boleh saja, namun juga tidak berarti harus diikuti semuanya.

Apalagi cara berpakaian seorang perempuan yang sangat jelas sekali aturannya dalam agama Islam, bahkan ada ancaman tersendiri bagi yang tidak mau menutup aurat seperti dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang artinya: “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya, yaitu orang-orang yang menggenggam cambuk yang mirip ekor sapi untuk memukuli orang lain, dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, dan (yang berjalan) berlenggak lenggok.

Kepalanya bergoyanggoyang bak punuk unta.

Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya.

Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian” (HR.Muslim).

Na’udzubillah, semoga kita dijauhkan dari golongan yang disebutkan ciricirinya oleh Rasulullah tersebut.

Sangat disayangkan perempuan- perempuan muslimah yang masih suka berpakaian tipis dan seksi untuk dipertontonkan bagi orang banyak yang sama sekali tidak bermanfaat kecuali hanya menjadi zina mata bagi kaum laki-laki yang melihatnya.

Hal ini juga berlaku bagi kaum laki-laki yang masih mempertontonkan auratnya di depan umum.

Semakin banyak kita temui laki-laki yang bergowes ria dengan menggunakan celana pendek yang menampakkan auratnya.

Mungkin ini terlihat sepele bagi yang tidak mempunyai ilmu agama yang mumpuni.

Namun sebenarnya sangat fatal akibatnya dalam agama Islam.

Kata aurat yang diambil dari Bahasa Arab “aurah” yang berarti cacat atau aib, tentu saja sangat logis kita cermati bahwa Sesuatu yang apabila terlihat atau terbuka akan membuat kita malu.

Sama halnya jika ada aib yang terbuka tentu saja akan membuat merasa malu dan membuat harga diri kita jatuh dan terhina.

Maka sebagai hamba Allah yang hanya sementara menempati dunia fana ini untuk menjaga harga diri dengan sepatutnya.

Sebenarnya bukan hanya kali ini kita melihat cara berpakaian yang sedikit demi sedikit sudah mulai menjauh dari norma-norma berpakaian Islami.

Sekarang dengan mudahnya kita bisa menemukan orang tidak sempurna menutup auratnya, baik di pasar, kantor pemerintahan dan bukan hanya di kota-kota namun juga di perkampungan.

Baik di dunia nyata terlebih di dunia maya, apalagi sejak menjalarnya aplikasi Tik Tok sebagai ajang pamer aurat dan menarinari di depan kamera tanpa sedikit pun tersisa rasa malu dalam hatinya.

Terakhir kita harapkan hendaknya kejadian ini bisa menjadi pelajaran dan renungan bagi penggemar gowes khususnya.

Mari sama-sama kita menjadikan saja gowes ini menjadi tren yang berdampak baik pada lingkungan kita bukan hanya untuk sekedar bisa berfoto dan menguploadnya ke akun media sosial untuk mendapatkan pujian dari orang lain.

Dan ternyata ini membuat manfaat gowes itu menjadi sekedar harapan yang jauh dari kenyataan sebenarnya.

Menurut studi yang digagas oleh Brunel University London, orang yang menikmati perhatian publik ketika mereka mengunggah foto makanan sehat dan foto ketika sedang berolahraga di media sosial cenderung memiliki kelainan mental.

Sikap narsistik yang berlebihan membuat seseorang mempunyai hobi setelah melakukan kegiatan di dunia nyata kemudian mengunggah foto mengenai pencapaian hidup mereka dan berharap mendapat pujian dari warganet.

Inilah dunia kita sekarang, di mana seseorang akan lebih aktif di dunia maya namun semakin menjauh dari lingkungan sekitarnya.

Bersepeda selain merupakan olahraga yang menyenangkan juga bisa menjadi sebagai alternatif transportasi yang ramah lingkungan.

World Health Organization (WHO) sendiri telah merekomendasikan olahraga gowes ini sebagai salah satu kegiatan fisik yang sangat baik dilakukan oleh orang tua hingga anak-anak.

Namun, yang harus kita ingat sebagai orang Aceh yang kental dengan syariat Islamnya agar tidak lepas kontrol dalam mengikuti tren positif ini.

Tidak hanya mengikuti protokol Covid-19 tapi juga harus ingat rambu-rambu agama Islam sebagai pagar keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Bukan hanya sekedar untuk bergaya apalagi latah dalam bertindak.

Wallahua’lam bisshawab.

Baca juga: Tour de Aceh Etape I Sukses Digelar, Parkside Gayo Petro Hotel Dukung Even Pembangkit Pariwisata

Baca juga: PROFIL Wulan Guritno, Kekasih Sabda Ahessa Jadi Peserta gowes Tour de Aceh 2022, Bermula Presenter

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved