Internasional
Henry Kissinger Ingatkan Eropa, Rusia Telah Menjadi Bagian Penting Uni Eropa Selama 400 tahun
Negarawan Amerika Serikat (AS), Henry Kissinger mengingatkan kembali Uni Eropa. Dia yang juga mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS)
SERAMBINEWS.COM, DAVOS - Negarawan Amerika Serikat (AS), Henry Kissinger mengingatkan kembali Uni Eropa.
Dia yang juga mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyatakan Rusia telah menjadi bagian penting Uni Eropa selama 400 tahun.
Kissinger menyampaikan hal itu kepada negara-negara kaya yang tergabung dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Ditambahkannya, Rusia telah menjadi penjamin keseimbangan struktur kekuasaan Eropa pada saat-saat kritis.
Dia menegaskan para pemimpin Uni Eropa tidak boleh melupakan hubungan jangka panjang dengan Rusia.
Dikatakan, Eropa juga tidak boleh mengambil risiko mendorong Rusia ke dalam aliansi permanen dengan China.
Baca juga: Empat Negara Eropa Bangun Ladang Angin di Laut Utara, Hapus Ketergantungan Energi Rusia
“Saya berharap orang-orang Ukraina akan menandingi kepahlawanan yang telah mereka tunjukkan dengan kebijaksanaan,” katanya.
Dia menambahkan dengan perasaan politiknya yang terkenal, peran yang tepat bagi negara itu menjadi negara penyangga netral dari pada perbatasan Eropa.
Dia juga mendesak Barat untuk berhenti mencoba menimbulkan kekalahan telak terhadap pasukan Rusia di Ukraina.
Dia memperingatkan itu akan memiliki konsekuensi bencana bagi stabilitas jangka panjang Uni Eropa.
Dilansir AP, Selasa 924/5/2022), Kissinger merupakan arsitek pemulihan hubungan Perang Dingin AS dan China mengatakan ha litu pada sebuah pertemuan di Davos.
Dia menegaskan akan berakibat fatal bagi Barat untuk terbawa suasana saat ini dan melupakan tempat yang tepat bagi Rusia di dunia dan keseimbangan kekuatan Eropa.
Baca juga: Emisi Karbon Akan Meningkat Drastis, Jika Uni Eropa Mengganti Gas Rusia
Kissinger mengatakan perang tidak boleh dibiarkan berlarut-larut lebih lama.
Dia juga menyerukan Barat untuk menggertak Ukraina agar menerima negosiasi dengan persyaratan yang sangat jauh dari tujuan perang saat ini.
Dimana, Rusia akan mengambil wilayah yang telah direbutnya.
Tetapi Presiden Ukraina, Vodolodymyr Zelenskyy telah menegaskan menolak tuntutan Rusia.
Di tetap berharap bantuan militer asing terus berdatangan untuk merebut kembali wilayah itu.
“Negosiasi perlu dimulai dalam dua bulan ke depan sebelum menimbulkan gejolak dan ketegangan yang tidak akan mudah diatasi," jelas Kissinger.
Baca juga: Afrika Bersiap Memasok Gas ke Uni Eropa, Walau Hanya 50 Persen dari Kapasitas Pasokan Rusia
"Idealnya, garis pemisah harus kembali ke status quo," tambahnya.
"Mengejar perang di luar titik itu bukan tentang kebebasan Ukraina, tetapi perang baru melawan Rusia sendiri,” ujarnya.
Komentar itu muncul di tengah tanda-tanda koalisi Barat akan terus melawan Vladimir Putin.
Sehingga, terjadi krisis pangan dan energi semakin dalam, dan sanksi ke Rusia mungkin telah mencapai batasnya.(*)